JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi di Jakarta selama bulan Juni 2022 sebesar 0,32 persen (m-to-m) dari bulan sebelumnya.
Kepala BPS DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono menyebut inflasi Juni 2022 di Ibu Kota paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,10 persen.
"Inflasi yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,10 persen dipengaruhi oleh andil tingkat komoditas penting selama Juni 2022," kata Anggoro dikutip dalam laman resmi Pemprov DKI pada Senin, 4 Juli.
Anggoro merinci, komoditas yang paling memengaruhi laju inflasi di kelompok ini adalah kenaikan harga tiga bahan pokok.
Tiga komoditas tersebut yakni cabai merah yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, cabai rawit mengalami kenaikan harga dengan membentuk andil inflasi sebesar 0,05 persen, dan kenaikan harga bawang merah membetuk andil inflasi sebesar 0,04 persen.
“Sedangkan, pada kelompok pengeluaran transportasi bulan ini, masih didominasi andil tarif tiket angkutan udara yang membentuk inflasi sebesar 0,03 persen,” ucap Anggoro.
BACA JUGA:
Anggoro bilang, tingkat inflasi selama Juni 2022 yang sebesar 0,32 persen ini lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu bulan Mei 2022 yang hanya sebesar 0,06 persen.
“Kondisi ini merupakan refleksi dari kenaikan indeks harga beberapa komoditas penting yang berbarengan dengan makin menggeliatnya aktivitas konsumsi masyarakat pasca kondisi normal selama sebulan terakhir,” ujarnya.
Meski demikian, Anggoro mengungkapkan inflasi di DKI Jakarta selama Juni 2022 ini merupakan capaian tingkat inflasi terendah dibandingkan dengan beberapa daerah penyangga, seperti Bogor dengan tingkat inflasi 0,75 persen, Tangerang 0,59 persen, Depok 0,53 persen, dan Bekasi 0,49 persen.
Dalam kesempatan itu, Anggoro menuturkan, laju inflasi tahun kalender di Jakarta sebesar 1,94 persen (y-to-d) dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,88 persen (y-on-y).
Laju inflasi tahun kalender 2022, dari Januari sampai dengan Juni 2022, sebesar 1,94 persen ini tertinggi sejak tiga tahun terakhir masa pandemi. Namun, masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama Januari sampai Juni tahun 2019 saat belum terjadinya pandemi yang mencapai 2,12 persen.
“Secara umum laju inflasi selama semester 1 tahun 2022 masih berada di level yang relatif moderat mengingat masih berada di bawah dua persen selama tiga tahun terakhir,” ujar dia.
Ia menyampaikan, tingkat inflasi tahun ke tahun selama Juni 2022 sebesar 2,88 persen ini juga masih jauh lebih rendah dibanding bulan yang sama tahun 2019 pada saat kondisi normal sebelum terjadinya pandemi. “Di mana tingkat inflasi tahun ke tahun berada di kisaran tiga persen setiap bulan,” imbuhnya.