NTT - Banjir yang merendam Desa Podenura Kecamatan Nangaroro menyebabkan badan jalan di wilayah itu rusak parah. Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) bergerak melakukan perbaikan jalan pada Jumat 1 Juli.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo, Agustinus Pone, mengatakan banjir merendam ruas jalan yang menghubungkan Nangaroro dan Maunori di Kecamatan Keo Tengah itu sejak Rabu 29 Juni.
"Penanganan Podenura saat ini yakni penanganan sementara menggunakan alat berat untuk membangun badan jalan ukuran kendaraan roda empat agar mengoptimalkan kembali fungsi transportasi di wilayah itu," kata dia ketika dihubungi, Jumat 1 Juli.
Desa Podenura menjadi salah satu desa yang terendam banjir menyusul hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu sejak kemarin hingga hari ini sehingga air Sungai Dowo Sude meluap. Akibatnya titik banjir muncul di Kecamatan Nangaroro menyebabkan badan jalan rusak.
Agustinus menyebut pembangunan jalan darurat itu hanya diperuntukkan untuk aktivitas pejalan kaki dan kendaraan bermuatan ringan. Sedangkan kendaraan roda empat dengan muatan beban berat belum bisa menggunakan jalan tersebut.
Untuk penanganan material longsor yang menutupi badan jalan, berdasarkan laporan Antara, BPBD Nagekeo telah bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Nagekeo untuk melakukan pembersihan pada titik-titik longsor menggunakan alat berat.
BACA JUGA:
Selanjutnya, BPBD menggerakkan masyarakat melalui organisasi Desa Tangguh Bencana yang telah terbentuk untuk melakukan aktivitas mandiri penanganan bencana darurat.
"Ada beberapa masyarakat di desa itu sudah lakukan swadaya pembersihan di lokasi badan jalan yang tertutup longsor," ucapnya.
Aktivitas kerja sama warga ini telah terlihat pula sejak Jumat pagi. Warga Desa Podenura telah bergotong-royong membangun jembatan darurat pada jalan yang menghubungkan jalur Nangaroro-Maunori tersebut.
Kepala Desa Podenura Anselmus Nuwa menambahkan, warga membuat jembatan darurat dengan menaruh papan kayu dan bambu, juga menumpuk bebatuan material longsor pada bagian bawah jembatan.
"Warga bergotong-royong membangun jembatan darurat dengan bahan seadanya untuk dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki," pungkasnya.