Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Agama menyatakan ajang Hafiz Quran Internasional yang diikuti oleh para penghapal asal Indonesia memberi makna positif dalam memajukan studi Al Quran di Indonesia.

"Musabaqah Hifzhil Quran Internasional yang digelar di mancanegara dan prestasi Indonesia dalam ajang tersebut memberi makna positif," ujar Sekretaris Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Fuad Nasar saat dihubungi dari Jakarta, Kamis 30 Juni.

Fuad mengatakan keikutsertaan Indonesia di ajang internasional tidak hanya demi mencetak para penghapal saja. Kemenag ingin agar ajang tersebut juga menjadi jalan untuk menurunkan angka buta aksara Al Quran di Indonesia.

Menurut dia, para hafiz Quran yang meraih kejuaraan internasional telah mengharumkan nama bangsa dan negara. Mereka diharapkan berperan aktif membina pendidikan Al Quran di lingkungannya.

Dengan adanya ekosistem tersebut, kata dia, akan memuluskan langkah Kemenag dalam menurunkan angka buta aksara Al Quran di Tanah Air yang dinilai masih tinggi.

"Kita perlu mendorong lahirnya para ilmuwan yang mampu menggali mutiara-mutiara Al Quran di dalam berbagai disiplin ilmu. Hifzhil Quran menjadi salah satu pintu gerbang menuju kecintaan generasi muda kepada kitab suci Al Quran," kata dia.

Sebelumnya, dua penghapal Quran Indonesia yakni Jihan Afifah dan Khairurazzaq al-Hafizi menorehkan prestasi di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) internasional di Amerika Serikat.

Jihan Afifah menjadi juara kedua dalam lomba hafalan 30 juz dan Khairurrazaq Al-Hafiz dinobatkan sebagai peserta dengan suara terbaik yang didaulat tampil pada acara penutupan di The American International Tibyan Competition for the Quran and Its Recitations.

"Kami juga berharap semoga ananda Jihan dan Khairurrazaq bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi anak-anak Indonesia. Tentu kami merasa bangga karena di usia yang terbilang masih muda, tapi mereka sudah berhasil mengharumkan nama bangsa dan negara," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.