Mudahkan Disabilitas Sensorik, Kemenag Luncurkan Buku Panduan Baca Al Quran Braille
Penyandang disabilitas netra saat menunjukkan buku panduan Al Quran Braille kepada pengunjung dalam Ramadhan Show di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Senin (1/4/2024). (ANTARA/Asep Firmansyah)

Bagikan:

JAKARTA - Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan buku panduan membaca Al Quran Braille. Buku ini diperuntukkan bagi penyandang disabilitas sensorik netra agar lebih mudah belajar Al Quran Braille.

"Ini adalah sebuah model pembelajaran bagi mereka yang berkebutuhan khusus pada bidang mata, agar mereka secara mudah belajar Al Quran pada Al Quran yang ditulis dengan huruf Braille," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag M. Ali Ramdhani di Jakarta, Senin 1 April, disitat Antara.

Peluncuran panduan membaca Al Quran Braille ini bertepatan dengan kegiatan Ramadhan Show bertema Al Quran For All yang diselenggarakan di Gedung Kemenag Thamrin, Jakarta, 1-3 April 2024.

Dhani mengatakan Kemenag ingin Al Quran dapat diakses oleh semua pihak, tanpa terkecuali. Hal ini menandakan bahwa Kemenag merupakan instansi yang memberikan layanan inklusif kepada umat.

Menurut dia, kehadiran Al Quran Braille dan buku panduannya dipersembahkan Kementerian Agama RI tak hanya untuk umat Islam Indonesia, tetapi bagi komunitas muslim dunia.

"Karena bahasa isyarat dan braille itu adalah sebuah metode pembacaan yang berlaku secara internasional," kata dia.

Kepala Balitbang Diklat Kemenag Amien Suyitno mengatakan Al Quran Braille memang sudah dicetak dan didistribusikan sejak lama, tetapi mengenai cara baca belum banyak yang tahu.

Dengan demikian, peluncuran buku panduan Al Quran Braille ini diharapkan dapat memberikan akses yang semakin luas serta menekan angka buta aksara Al Quran di Indonesia.

"Kita sudah punya model dua ya, ada model bentuknya hardcopy, ada yang bentuknya sudah softcopy di Android. Dua-duanya bisa kita lihat nanti di (aplikasi) Pusaka," kata dia.

Menurutnya, buku panduan yang disebut Iqro'na ini disusun atas permintaan masyarakat, khususnya penyandang disabilitas netra agar pemerintah membuat buku metode pembelajaran Al Quran Braille.

​​​​​​"Sebagaimana orang yang dapat melihat (awas) yang mempunyai metode Qiroati, iqra, dan masih banyak metode yang lain," katanya.

Dalam penyusunannya, kata dia, LPMQ melibatkan para ahli dan praktisi seperti Ikatan Tuna Netra Indonesia, Yaketunis Yogyakarta, Yayasan Penyantun Wyata Guna Bandung, dan sejumlah lembaga lainnya.

​​​​​​"Iqro'na disusun semudah mungkin untuk dipelajari dan disusun secara lengkap mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, hingga bacaan ghorib," kata Suyitno.