Sungai Lainjanji Sumba Timur Meluap, 30 Warga Terdampak Terpaksa Mengungsi ke Gereja Kemah Injil
Rumah warga di Desa Hadakamali, Kecamatan Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur/Via ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Puluhan rumah warga di Desa Hadakamali, Kecamatan Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur terendam banji. Sebanyak 30 warga terdampak terpaksa mengungsi ke Gereja Kemah Injil.

Banjir diakibatkan oleh meluapnya Sungai Lainjanji sejak daerah itu dilanda hujan lebat  Rabu dini hari kemarin.

"Ada sekitar 50 rumah warga di Kecamatan Wulla Waijelu terendam banjir, terbanyak terdapat di Desa Hadakamali akibat luapan air banjir dari Sungai Lainjanji pada Rabu dini hari," kata Camat Wulla Waijelu, Markus Dakumanungu ketika dihubungi dari Kupang, Antara, Kamis, 30 Juni.

Hujan lebat yang terjadi pada Rabu 2022 mengakibatkan Sungai Lainjanji meluap dan merendam rumah penduduk di sekitar muara sungai dengan kedalaman 30-40 centimeter.

"Sehingga warga memilih mengungsi ke tempat yang aman seperti rumah keluarga dan Gereja Kemah Injil yang dianggap aman dari banjir. Warga mengungsi karena saat kejadian curah hujan masih lebat dan air banjir terus meluap," katanya.

Ia menjelaskan warga yang mengungsi ke gereja pada umumnya merupakan warga yang bermukim di kawasan bantaran Sungai Lainjanji.

Menurut dia sekitar 30 orang warga Desa Hadakamali masih bertahan di Gereja Kemah Injil karena kondisi SungaiLainjanji masih banjir sekalipun curah hujan sudah mulai mereda.

Ia juga menambahkan selain di Desa Hadakamali banjir juga melanda Desa Lumbu Mangggit dan Desa Laijanji yang mengakibatkan rumah warga di sekitar Sungai Lainjanji terendam air banjir.

Menurut dia banjir yang melanda dua desa itu juga merusak lahan pertanian milik warga serta menghanyutkan ternak milik warga setempat seperti babi dan ayam.

Pemerintah Kecamatan Wulla Waijelu telah menyalurkan bantuan tangap darurat bagi warga yang terdampak bencana yang masih mengungsi di Gereja Kemah Injil berupa bahan makanan, demikian Markus Dakumanungu.