SULUT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta warga yang bermukim di wilayah pesisir Kabupaten Minahasa Tenggara Sulawesi Utara mewaspadai ancaman terjadinya abrasi.
"Kami minta warga mewaspadai abrasi sebab ada tiga kecamatan yang berada di wilayah pesisir pantai dan hunian warga kebanyakan berada di area rawan untuk terjadinya abrasi," kata Kepala BPBD Minahasa Tenggara Johny Kolinug di Ratahan, dikutip dari Antara, Rabu 29 Juni.
Ia mengungkapkan, tiga kecamatan tersebut yakni Belang, Ratatotok, dan Pusomaen dengan sebagian rumah warga berada di kawasan pesisir pantai.
"Kami terus mengimbau kepada pemerintah kecamatan dan desa agar masyarakat selalu mewaspadai keberadaan cuaca ekstrim," katanya.
BPBD juga akan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk mengantisipasi terjadinya gelombang pasang yang berpotensi terjadinya abrasi.
"Pemkab Minahasa Tenggara khususnya BPBD selalu berkoordinasi dengan pihak BMKG agar supaya mendapatkan informasi terkait keadaan cuaca setiap saat," ujarnya.
BACA JUGA:
Johny menjelaskan, lokasi yang masuk rawan abrasi di tiga wilayah kecamatan ini telah dibangun tanggul pemecah ombak untuk mengantisipasi terjadi gelombang pasang.
"Tahun sebelumnya pernah terjadi abrasi di wilayah pesisir pantai Kecamatan Belang dan sudah dibangun tanggul pemecah ombak. Begitu juga yang ada di daerah Kecamatan Pusomaen," jelasnya.
Johny menyebutkan, tanggul pemecah ombak atau gelombang dibangun sebagai bentuk perlindungan kawasan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai. "Sehingga terjadi endapan di belakang bangunan," tandasnya.