Disindir Yenny Wahid Bisanya Ambil Partai Orang, Cak Imin: Enggak Perlu Dibahas
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid (kiri) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. (Instagram @yennywahid-@cakiminnow)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tak mau berkomentar banyak terkait sindiran anak Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia menegaskan sindiran itu hanyalah persoalan masa lalu.

"Itu masa lalu, jangan dibahas," kata Cak Imin di Jakarta, Sabtu, 25 Juni.

Menurutnya, lebih penting membahas masa depan daripada membahas masa lalu. "Yang penting ke depan lebih baik," tegas Wakil Ketua DPR RI tersebut.

Sebelumnya, Yenny Wahid meminta Cak Imin tidak baper atau terbawa suasana menyikapi kritikan.

Yenny mengkritik politikus yang elektabilitasnya anjlok, seharusnya tidak ngotot mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden 2024. Tak lama Cak Imin lewat Twitternya merespons, Yenny dianggap bukan kader tidak perlu mencampuri urusan PKB.

"Yeni (Yenny) itu bukan PKB, bikin partai sendiri saja gagal lolos, beberapa kali pemilu nyerang PKB nggak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya, jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu," ujar Cak Imin lewat akun Twitternya, @cakimiNOW, Kamis, 23 Juni.

Terhadap kritikan tersebut, Yenny pun bereaksi meminta Cak Imin tak perlu marah menanggapi kritik.

"Hahaha inggih Cak. Tapi ndak usah (jangan) baper to, Cak," kata Yenny dalam akun Twitternya, @yennywahid, Kamis 23 Juni.

Yenny pun menegaskan kembali jika dirinya bukan kader PKB era Cak Imin tetapi kader partai berlambang bintang dan bumi itu di zaman kepemimpinan Gus Dur.

"Dan memang benar, saya bukan PKB Cak Imin. Saya kan PKB Gus Dur," ujarnya.

Yenny juga membalas sindiran Cak Imin. Yenny yang dianggap tidak mampu membangun partai yang dididikannya pada 2012, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), mengatakan Cak Imin tak punya kemampuan seperti dirinya hanya bisa mengambil partai punya orang lain.

"Cak Imin juga belum tentu lho bisa bikin partai sendiri.. kan bisanya mengambil partai punya orang lain," ujar Yenny.