JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak mau banyak berkomentar terkait pernyataan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid yang mengatakan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid dikeluarkan oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melalui Muktamar Ancol.
Waketum PKB Jazilul Fawaid menilai persoalan yang diungkit putri Gus Dur itu merupakan kejadian masa lalu. Sehingga, menurutnya, polemik yang bermula saling sindir antara Yenny dan Cak Imin tidak perlu diperpanjang sampai berlarut-larut.
"Itu masa lalu, nggak usah diteruskan," ujar Jazilul saat dikonfirmasi, Senin, 27 Juni.
Jazilul menegaskan, konflik antara Yenny dan Cak Imin akan selesai dengan sendirinya. Ditegaskannya, PKB saat ini sedang fokus mempersiapkan masa depan apalagi Pemilu 2024 sudah akan dimulai.
"Enggak usah dibahas, nanti selesai dengan sendirinya," kata pria yang akrab disapa Gus Jazil itu.
"Kita fokus kerja menyongsong masa depan," imbuhnya.
Sebelumnya, Yenny Wahid mengaku ingin meluruskan sejarah terkait PKB. Dia mengatakan bahwa Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid dikeluarkan oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melalui Muktamar Ancol.
"Saya hanya ingin meluruskan sejarah di mana saat ini seolah-olah ada upaya menghapuskan sejarah PKB, seolah-olah Gus Dur itu masih berada di PKB. Banyak masyarakat yang tidak memahami bahwa Gus Dur, lewat Muktamar Ancol, Gus Dur sebagai pendiri PKB telah dikeluarkan dari PKB," jelas Yenny Wahid lewat rekaman suara yang telah dikonfirmasi jubirnya, Imron Rosyadi Hamid, Senin, 27 Juni.
Menurut Yenny, dari peristiwa dikeluarkannya Gus Dur dari PKB, perlu ada pembelajaran politik bagi masyarakat. Sedangkan saat ini, bagi Yenny, sejarah dikeluarkannya Gus Dur dari PKB seakan tidak ada.
"Ini kan sejarah ini harus dikemukakan lagi di publik. Gunanya apa? Gunanya untuk melakukan pendidikan politik agar dalam politik itu para politikus mengedepankan etika moral. Ada etika dan ada moral, kalau terhadap pendiri partai saja diperlakukan seperti itu, tentu kita khawatir bagaimana nanti akan memperlakukan rakyat, mendengarkan suara aspirasi, memperjuangkan kepentingan mereka. Kira-kira begitu sih itu yang menjadi keprihatinan saya," kata Yenny.
"Untuk meluruskan sejarah bahwa Gus Dur dikeluarkan PKB oleh Cak Imin tahun 2008, sekarang sudah 18 tahun seolah-olah kejadiannya tidak pernah ada. Saya ingin meluruskan sejarah itu," tambahnya.
BACA JUGA:
Bahkan bukan hanya Gus Dur, Yenny menyebut teman dekat ayahandanya itu pun dibuat hengkang dari PKB. "PKB sendiri memang saat ini dikelola dengan sangat berdasarkan paranoid, jadi banyak sekali tokoh senior PKB, nggak usah bicara soal saya, tokoh-tokoh senior PKB yang dulu mengiringi Gus Dur, bahkan menjadi teman-teman Cak Imin sendiri, bahkan dikeluarkan dari partai, bukan cuman saya," terang Yenny.
Yenny pun menilai Cak Imin 'mengunci PKB dari dalam' bagi tokoh senior PKB yang dekat dengan Gus Dur. Kuasa Cak Imin di PKB ini yang dikritik oleh Yenny Wahid.
"Ini ibaratnya PKB digembok dari dalam, semua kader senior nggak masuk, semua. Tokoh-tokoh semua, Pak Mahfud Md, Pak Ali Masykur, itu banyak sekali tokoh yang bahkan sebagian hijrah ke partai lain, tapi hatinya tetap di PKB, cuma ya itu dikunci dari dalam," ungkap Yenny.
"Kenyataannya itu, sudah 18 tahun, memimpin partai, jadi ya kekuasaannya sangat absolut, jadi ini memang bukan sesuatu yang sehat lagi, tapi sudah tidak sehat," katanya.