JAKARTA - Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami rebound atau balik menguat di kuartal III 2020. Di kuartal-kuartal sebelumnya, ekonomi Negeri Paman Sam masuk jurang resesi efek dari pandemi COVID-19.
Mengutip Reuters, Jumat 30 Oktober, pertumbuhan ekonomi AS di kuartal III 2020 ini bahkan mencatat rekor. Ini adalah laju tercepat sejak pemerintah mulai membuat catatan pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 1947.
Sebagai catatan, di kuartal II 2020, ekonomi AS minus 31,4 persen. Dan sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi mereka minus 4,8 persen.
Lonjakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 ini diyakini berkat pemerintah AS pimpinan Presiden Donald Trump, mengeluarkan stimulus lebih dari 3 triliun dolar AS. Hal itu memicu pengeluaran konsumen yang terpukul karena pandemi COVID-19
"Terbesar dan terbaik dalam sejarah negara kita, dan bahkan tidak mendekati. Senang sekali angka PDB besar ini keluar sebelum 3 November," tulis Trump di Twitter.
GDP number just announced. Biggest and Best in the History of our Country, and not even close. Next year will be FANTASTIC!!! However, Sleepy Joe Biden and his proposed record setting tax increase, would kill it all. So glad this great GDP number came out before November 3rd.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 29, 2020
Namun capaian ini tetap mendapat kritikan dari penantang Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden. Menurutnya, AS berada di dalam lubang yang dalam karena kegagalan Presiden Trump untuk bertindak cepat mengantisipasi pandemi.
Bahkan menurut Biden, meski kuartal III 2020 mencatatkan rekor pertumbuhan ekonomi, hal itu belum sepenuhnya menyelamatkan seluruh sektor perekonomian AS.
"Pemulihan yang terjadi adalah membantu mereka yang berada di atas, tetapi meninggalkan puluhan juta keluarga pekerja dan bisnis kecil," ujar Biden.
Paket stimulus dari pemerintah AS memang memberikan jalan hidup bagi banyak bisnis dan pengangguran, meningkatkan belanja konsumen, yang dengan sendirinya berkontribusi 76,3 persen terhadap lonjakan Produk Domestik Bruto (PDB).
BACA JUGA:
Tetapi pendanaan pemerintah yang telah habis tanpa ada kesepakatan yang terlihat untuk periode bantuan lainnya, serta kasus COVID-19 baru yang menyebar di seluruh negeri, memaksa bisnis seperti restoran dan bar kembali kesulitan.
Membayangi perlambatan belanja konsumen, pendapatan pribadi jatuh ke tingkat 540,6 miliar dolar AS pada kuartal ketiga. Padahal sebelumnya di angka 1,45 triliun dolar AS pada kuartal sebelumnya. Penurunan tersebut dikaitkan dengan penurunan transfer pemerintah terkait program bantuan pandemi.
Meskipun tabungan masyarakat tetap tinggi, namun kecepatan orang AS dalam menyimpan uang tidak terlalu tinggi. Hal itu, bersamaan dengan pemutusan hubungan kerja yang terus-menerus dan pertumbuhan lapangan kerja yang melambat, hingga diperkirakan bakal menahan pengeluaran konsumen dalam beberapa bulan mendatang.