Mesir Susul Indonesia dan Banyak Negara Lain Kecam Prancis
Abdel Fattah al-Sisi (Instagram/@alsisiofficial)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi mengungkap kebebasan berpendapat dengan melecehkan Nabi Muhammad lewat kartun seperti yang terjadi di Prancis harus dihentikan. Abdel berpendapat hal itu telah menyinggung lebih dari 1,5 miliar umat Muslim di seluruh dunia.

Melansir Reuters, Rabu, 28 Oktober, Mesir tampak tak setuju dengan upaya Prancis yang melanggengkan penyebaran kartun Nabi Muhammad. Alih-alih kebebasan berpendapat, umat Muslim umumnya telah melihat itu sebagai bentuk penghujatan terhadap Islam.

“Kami juga punya hak. Kami memiliki hak agar perasaan kami tidak disakiti dan agar nilai-nilai kami tidak disakiti," katanya dalam pidato untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad.

“Dan jika beberapa orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka, saya membayangkan bahwa ini berhenti ketika harus menyinggung perasaan lebih dari 1,5 miliar orang,” tambahnya dalam sambutan yang disiarkan televisi.

Tak hanya Abdel, Imam Besar Universitas Al-Azhar, Mesir, Sheikh Ahmed al-Tayeb juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengkriminalisasi tindakan anti-islam. Ia juga mengatakan bahwa Al-Azhar dengan keras menolak penggunaan sentimen anti-Muslim, apalagi untuk menggalang suara dalam pemilihan umum.

Sebelumnya, beberapa pemimpin negara Muslim dunia ikut mengecam tindakan Prancis. Beberapa di antaranya ada nama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang telah menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis. Teranyar, Indonesia sebagai salah satu negara mayoritas Muslim terbesar di dunia ikut mengecam.

Lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah Duta Besar Prancis di Jakarta, Olivier Chambard di panggil pada Selasa lalu. Pemanggilan itu dilakukan untuk menyampaikan kecaman secara langsung kepada perwakilan Prancis karena komentar Presiden Emmanuel Macron yang hina Islam.

"Kementerian Luar Negeri memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta hari ini. Dalam pertemuan itu, Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman terhadap pernyataan yang disampaikan Presiden Prancis," kata Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah, dikutip CNN Indonesia.