Bagikan:

JAKARTA - Rezim militer tanpa penjelasan telah memerintahkan semua proses hukum terhadap pemimpin Myanmar terguling Aung San Suu Kyi dipindahkan dari ruang sidang ke penjara, sebuah sumber yang mengetahui kasusnya mengatakan pada Hari Rabu.

Peraih Nobel Suu Kyi telah didakwa dengan setidaknya 20 pelanggaran pidana sejak dia digulingkan dalam kudeta awal tahun lalu, termasuk beberapa tuduhan korupsi.

Semula, pemimpin rezim militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing telah mengizinkan Suu Kyi untuk tetap ditahan di sebuah lokasi yang dirahasiakan di ibu kota Naypyitaw, meskipun dia dihukum karena penghasutan dan beberapa pelanggaran kecil. Suu Kyi sendiri menyangkal semua tuduhan.

Sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena sensitif terhadap persidangan, mengatakan sidang akan dialihkan ke pengadilan khusus baru di penjara Naypyitaw.

"Dinyatakan oleh hakim bahwa gedung baru untuk pengadilan telah selesai," tambah sumber itu, melansir Reuters 22 Juni. Dewan militer yang berkuasa tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Diketahui, proses pengadilan maraton Suu Kyi berlangsung di balik pintu tertutup, dengan hanya informasi terbatas yang dilaporkan oleh media pemerintah. Perintah pembungkaman telah dikenakan pada pengacaranya, dengan satu-satunya akses padanya adalah pada hari-hari persidangan.

Tidak jelas seberapa banyak Suu Kyi mengetahui krisis di negaranya, yang telah kacau balau sejak kudeta, dengan militer berjuang untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan menghadapi peningkatan perlawanan dari kelompok-kelompok milisi.

Sementara, negara-negara Barat telah menyebut hukuman itu palsu dan menuntut pembebasannya. Militer mengatakan dia sedang menjalani proses hukum oleh pengadilan independen.

Mengutip VOA, Suu Kyi berulang tahun ke-77 tahun pada Hari Minggu, membawa kue ulang tahun ke pengadilan untuk dimakan bersama pengacaranya menjelang sidang pada Hari Senin, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus menyatukan situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.