JAKARTA - Menurut Effendi Gazali, komunikolog Salemba School, menilai Rakernas Nasdem berakhir dengan ciamik. Artinya happy ending dan semuanya jadi pemenang. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa diprediksi akan terdongkrak elektabilitasnya.
"Anies sudah tidak lagi jadi layangan putus. Sudah jelas ada partai berencana mengusungnya. Andika sekarang resmi masuk bidikan sebuah partai. Biasanya elektabilitas bisa meningkat beberapa kali lipat. Ganjar malah dapat kesempatan menunjukkan bahwa dia setia pada PDIP. Di sisi lain, pidato penutupan Surya Paloh spontan dan kuat" tutur Effendi Gazali, komunikolog lulusan UI dan Universitas Cornell ini.
Iwel Sastra, peneliti dari Lembaga Final Point, setuju bahwa pidato Surya Paloh layak disimak dengan teliti poin demi poin. Ia mencatat: "Surya Paloh menyatakan menunggu hari baik untuk memilih satu nama dari tiga rekomendasi yang berasal dari bawah. Artinya rakernas itu sendiri hasilnya fleksibel terhadap dinamika politik."
Sementara itu komunikolog Unair dan Pusat Kajian Komunikasi Surabaya, Suko Widodo, menekankan betapa tenangnya Surya Paloh menyatakan bahwa tidak ada peringkat di antara ketiga capres yang direkomendasikan. "Di satu sisi, ini jadi kekuatan Nasdem. Dia tidak terikat pada siapa yang nanti lebih unggul dalam perjalanan waktu," tutur Suko.
Namun Emrus Sihombing, komunikolog Universitas Pelita Harapan merasa ada catatan kritis di sisi lainnya. "Tiga kandidat tersebut, saya pastikan tidak berada pada kualitas yang sama. Harusnya diranking berdasarkan kriteria yang sudah dimuat lebih dahulu. Atas ranking tersebut, ditentukan siapa yang tertinggi kualitasnya."
Hasrullah, komunikolog Universitas Hasanuddin juga menunjukkan rasa sedikit kecewa. "Sayang sekali tidak ada nama dari Indonesia Timur dimasukkan. Kalau mau niat baik, rekomendasikanlah empat nama. Salah satunya capres dari Indonesia Timur," tambah Hasrullah.
Sebaliknya Muhammad Iqbal, komunikolog Universitas Negeri Jember, merasa merinding melihat sambutan peserta rakernas ketika Surya Paloh menyebut nama Anies Baswedan. Cak Iqbal menyatakan: "Itu membuktikan semua kepala daerah berprestasi layak dicalonkan partai politik. Jangan berkutat dengan ketua umum sendiri."
Effendi Gazali menyarankan Nasdem perlu menerima catatan kritis para komunikolog. Walau hal itu tidak mengurangi kesan happy ending rakornasnya. Dalam suasana unik tersebut, Jenderal Andika relatif paling diuntungkan. "Sekarang Jenderal Andika resmi mendapat lampu sorot panggung (spot light). Berarti kini ada kompetitor Prabowo, jika rakyat menghendaki kombinasi sipil-militer atau militer-sipil," pungkasnya.
BACA JUGA:
Meski tiga nama sudah direkomendasikan rakernas Nasdem, namun ini masih belum final. Apakah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo atau Andika Perkasa yang akan diusung oleh Nasdem di ajang pilpres 2024 nanti. Kita tunggu kejutan selanjutnya dari partai besutan Surya Paloh ini.