Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) "menyentil" PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena tak menjaga aset lahan kosong di Gunung Antang, Jatinegara, sehingga ada pihak menyalahgunakan menjadi kawasan lokalisasi.

Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar menyebutkan keberadaan lokalisasi tersebut berdampak terhadap masalah sosial yang dapat merugikan masyarakat di sekitar kawasan itu.

"Jangan sampai fasilitas seperti itu seperti tidak terawat, jadi akhirnya rawan, tawuran, dan sebagainya," kata Muhammad Anwar mengutip Antara, Rabu, 15 Juni.

Anwar menuturkan Pemkot Jakarta Timur pernah menertibkan bangunan liar yang kerap dimanfaatkan sebagai tempat prostitusi dan perjudian di Gunung Antang.

Namun upaya tersebut tidak efektif karena para pelaku di lokalisasi Gunung Antang tidak jera dan tetap melakukan aktivitas akibat tidak ada ketegasan dari pemilik lahan.

"Makanya lahan dijaga dong, kan lahan dia. Masa saya harus jaga lahan PT KAI, saya jaga lahan saya, taman saya jaga, kantor saya jaga, harus dijaga dong," ujar Anwar.

Lebih lanjut, Anwar mengatakan pihak Pemkot Jakarta Timur dan PT KAI akan membahas rencana penertiban lokalisasi di Gunung Antang.

"Kapanpun siap, hanya kita perlu koordinasi, kemarin saya sudah koordinasi dengan Kapolres, dengan Dandim, dengan Kejari, juga pengadilan. Prinsipnya mereka semua mendukung siap, hanya tinggal KAI-nya kita undang, dan ditanya, pasca penertiban mereka mau buat apa dan ada program apa, kalau tidak gitu ya pasti terus kejadian," tutur Anwar.

Sementara itu, PT KAI sedang berkoordinasi dengan Pemkot Jakarta Timur terkait rencana penertiban lokalisasi di daerah Gunung Antang itu.

"Ya program penertiban akan dilakukan bersama Pemkot dan pihak berwajib saat ini sedang dalam tahap koordinasi," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakatrta Eva Chairunisa.

Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata tajam diduga dari kawasan Gunung Antang menyerang warga di Jalan Kemuning, RT 05/01, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur pada Minggu, 12 Juni, malam.

Akibat penyerangan itu, sejumlah warga mengalami lebam akibat pukulan benda tumpul dan dua lainnya luka terkena senjata tajam.

Bahkan sejumlah rumah warga juga rusak akibat penyerangan itu. Bahkan sejumlah saksi juga menemukan benda diduga proyektil peluru dari salah satu warung yang dirusak para pelaku.