KUPANG - Gunung Api Ile Lewotolok dilaporkan kembali erupsi sebanyak tiga kali. Erupsi gunung di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 800 meter dengan asap warna kelabu.
"Teramati secara visual tiga kali letusan dengan tinggi 800 meter di atas puncak kawah," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok, Stanis Arakian, saat dihubungi dari Kupang, Rabu 8 Juni.
Ia menjelaskan bahwa gunung dilihat secara kasat mata jelas hingga kabut 0-I. Disamping itu asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-800 meter di atas puncak kawah.
Stanis menambahkan bahwa walaupun terjadi tiga kali letusan, namun gemuruh yang dihasilkan melalui letusan itu lemah.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan Antara, selama Mei 2022 aktivitas erupsi gunung Ile Lewotolok cenderung berkurang namun kini semenjak awal Juni aktivitas erupsi gunung tersebut meningkat.
Dalam sehari, kata Stanis, ada sekitar 100 letusan yang disertai dengan semburan material, sehingga membuat puncak kawah tersebut penuh dengan material letusan.
Dengan intensitas erupsi yang disertai dengan letusan yang cukup tinggi, rekomendasi larangan aktivitas di radius tiga kilometer berubah menjadi 3,5 kilometer dari puncak kawah gunung tersebut.
BACA JUGA:
Ia menambahkan bahwa dalam tingkat aktivitas level III atau siaga, baik masyarakat di sekitar Gunung tersebut maupun pengunjung, pendaki ataupun wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga km dari puncak atau kawah dari gunung itu.
Sementara untuk radius 3,5 km berlaku untuk sektor Timur dan Tenggara agar selalu waspada.
Beberapa warga desa di Kecamatan Ile Ape seperti di desa Jontona, Desa Lamawolo, dan Desa Lamatokan agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak gunung itu.
Apalagi beberapa waktu lalu sempat ada lava yang meluap yang dikhawatirkan akan terus turun karena kawasan itu meluap.
Pihaknya juga merekomendasikan agar mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) dan gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.