Bagikan:

NTT - Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur puncak Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan ini. Tiga desa terdekat diminta waspada curah hujan dapat memicu longsoran lava dari puncak gunung.

"Tiga desa yang harus waspada adalah desa Jontona, Lamawolo dan Lamatokan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi, Selasa 8 November.

Stanis mengatakan, selain karena longsoran lava, hal yang perlu diwaspadai juga oleh masyarakat sekitar adalah awan panas dari puncak gunung itu.

"Lokasinya yang perlu diwaspadai itu di puncak gunung tepatnya di bagian Timur," ucap dia.

Stanis mengimbau warga yang berada di kaki gunung menyiapkan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Dia menjelaskan, abu vulkanik memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat

Warga yang berdomisili di sekitar aliran sungai juga diminta mewaspadai ancaman lahar panas terutama saat musim hujan. Karena jika ada hujan dengan intensitas tinggi dikhawatirkan akan ada material dari puncak gunung yang ikut.

Sejauh ini,  berdasarkan laporan Antara, Stanis menyebutkan, Pemerintah Daerah Lembata bersama BPBD setempat dan pos pemantau selalu berkoordinasi dalam hal antisipasi gunung berapi.

Lebih lanjut, Stanis mengatakan saat ini Gunung Ile Lewotolok masih berstatus siaga atau level III. Aktivitas gunung itu juga cenderung turun. Terhitung sejak 26 Juli 2022 sampai saat ini aktivitas guguran tidak terjadi lagi.

Dari hasil pemantauan dengan drone pada tanggal 15 Oktober 2022, diperkirakan bahwa panjang aliran lava di bagian lereng Timur Laut sekitar 800 meter dari bibir kawah timur atau sekitar 1.200 meter dari pusat erupsi.

Dia menambahkan bahwa walaupun cenderung menurun aktivitas gunung apinya tetapi potensi ancaman bahaya patut diwaspadai oleh masyarakat, seperti guguran atau longsoran lava ke arah Timur dan Timur Laut.