Bagikan:

NTT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau wisatawan dan warga yang tinggal di kawasan Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata tidak melakukan aktivitas dalam radius dua kilometer dari puncak.

"Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan, agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut," kata Pengamat Gunung Api Mahir Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 7 September, disitat Antara.

Ia mengatakan Gunung Ile Lewotolok kini berada pada tingkat aktivitas level II atau Waspada. Selain itu, lanjut dia, masih teramati lontaran lava pijar di sekitar puncak kawah. Letusan pun masih disertai dengan gemuruh dan dentuman lemah.

Ia mengingatkan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava.

"Masyarakat harus mewaspadai awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ile Lewotolok," tuturnya.

Untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lain yang disebabkan oleh abu vulkanik, ia berpesan agar masyarakat yang berada di sekitar gunung menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Sedangkan bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.

Sebelumnya Gunung Ile Lewotolok tercatat kembali erupsi pada 3 September 2023 pukul 19.23 WITA dengan radius lontaran lava pijar sejauh 500 meter ke arah Tenggara.

Erupsi gunung itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 33,3 mm dan durasi lebih kurang 52 detik.