JAKARTA - Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Geisz Chalifa mengomentari survei terbaru Litbang Kompas. Hasil survei itu menujukkan polarisasi atau keterbelahan antar kubu beda pandangan politik sejak Pilpres 2019 masih tinggi hingga saat ini.
Hasil survei itu mengungkapkan 36,3 persen responden menilai penyebab utama polarisasi semakin meruncing berasal dari pendengung atau buzzer dan juga influencer.
Litbang Kompas juga mengungkapkan hasil survei menunjukan 87,8 persen responden setuju agar buzzer atau influencer yang memperkeruh atau provokatif ditindak tegas. Menurut Geisz, waktu itu akan segera tiba.
"Ada waktunya," ujar Geisz yang juga sosok pendukung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, lewat akun Twitternya, @GeiszChalifah.
Menanggapi sindiran Geisz kepada para buzzer dan influencer yang masuk dalam kategori survei itu, pegiat media sosial Rudi Valinka membalas dengan komen pedas.
Penulis buku "A Man Called Ahok" itu menilai karakter buzzer atau influencer terdapat semua dalam sikap Geisz. Namun, kata Rudi, Geisz tidak menyadari itu semua.
"Ini orang lagi ngomongin dirinya sendiri," kata Rudi melalui akun Twitter, @kurawa, diikuti emoji tertawa.
Rudi menilai Geisz kerap melakukan sejumlah pekerjaan yang dilakukan buzzer. Salah satu yang disebut Rudi, Geiz sering membela dirinya atau sosok di media sosial sehingga lupa akan waktu untuk bekerja.
"Ciri2 Buzzer itu : 1. Digaji/dibayar Majikannya. 2. Kagak kerja tugasnya cuma posting ngebela di medsos secara rutin. 3. Omongannya Kasar kaya Tuyul. 4. Kagak punya otak asal bunyi. Semua ada kan di ente?" beber Rudi.