Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tidak dapat melakukan kunjungan ke Serbia, lantaran negara-negara yang berbatasan dengan negara itu itu, enggan membuka wilayah udaranya.

Salah satu negara yang menolak adalah Bulgaria, dengan mendasarkan penolakannya pada sanksi dari Uni Eropa kepada Menlu Lavrov, berdasarkan surat keputusan pada tahun 2014 hingga yang terbaru Februari lalu.

"Kementerian Luar Negeri Bulgaria mengeluarkan catatan pada 1 Juni 2022, menolak memberikan izin diplomatik bagi penerbangan Menteri Luar Negeri [Rusia] Sergey Lavrov untuk melintasi wilayah udara Bulgaria," bunyi pernyataan pihak kementerian seperti melansir TASS 6 Juni.

"Langkah itu didasarkan pada sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, terutama keputusan yang dibuat oleh Kementerian Luar Negeri Bulgaria. Dewan Uni Eropa pada 31 Juli 2014, selain keputusan tertanggal 25 Februari 2022, yang memasukkan Sergei Lavrov di nomor 670 dalam daftar individu dan entitas yang dikenai sanksi oleh Uni Eropa sesuai dengan Peraturan 269/2014," lanjut pernyataan itu.

Diketahui, Menlu Lavrov sedianya akan melakukan kunjungan ke Serbia pada 6-7 Juni. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova membenarkan bahwa negara-negara tetangga Serbia telah menutup wilayah udara mereka untuk pesawatnya.

"Negara-negara yang berbatasan dengan Serbia telah menutup satu-satunya jalur udara bagi pesawat Sergei Lavrov yang akan berangkat ke Serbia. Delegasi Rusia dijadwalkan mengadakan pembicaraan di Beograd, sedangkan negara-negara anggota UE dan NATO telah menutup wilayah udara mereka," ujar Zakharova dalam siaran langsung saluran televisi Italia La7 pada Minggu malam.

Serbia, yang memiliki ikatan budaya yang erat dengan Rusia, telah menangkis tekanan untuk memihak atas invasi Rusia ke Ukraina, belum bergabung dengan sanksi barat terhadap Moskow.

Adapun Presiden Vladimir Putin dan mitranya Presiden Aleksandar Vucic bulan lalu sepakat, Rusia akan terus memasok gas alam ke Serbia, sementara negara-negara lain telah dihentikan karena menolak membayar gas Rusia dalam rubel.