Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria akan menampung tuntutan dalam petisi online yang meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti penamaan Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion M. H. Thamrin.

Namun Riza mengingatkan masyarakat, proses penentuan nama stadion bertaraf internasional ini telah melalui pertimbangan yang matang.

"Untuk nama yang sekarang yang diputuskan yang sudah ada yaitu Jakarta International Stadium melalui suatu proses yang panjang. Namun demikian, bila ada usulan dari masyarakat untuk mengganti nama lain, tentu akan kita tampung," kata Riza kepada wartawan, Kamis, 2 Juni.

Riza menegaskan bukan berarti usulan yang termuat dalam petisi tersebut akan dikabulkan. Sebab, Pemprov DKI memutuskan suatu kebijakan tak hanya dari aspirasi salah satu pihak.

"Nanti semua usulan akan kita tampung dulu dan kita diskusikan. Yang ngusulin kan bukan cuman satu. Ada banyak yang mengusulkan. Silakan, masyarakat yang punya usulan lain, nanti kita akan pertimbangkan," ungkap dia.

Sebelumnya, Sejarawan Betawi, JJ Riza membuat petisi dalam laman change.org yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengganti penamaan Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion M. H. Thamrin. Saat dikonfirmasi, JJ Rizal menyebut petisi ini didukung oleh sejumlah budayawan betawi lainnya.

"Menggunakan platform change.org adalah untuk mendorong gubernur agar lebih yakin bahwa memberi nama bangunan monumental yang dibangunnya itu tepat, benar dan terhormat jika dinamakan Stadion M. H. Thamrin," ungkap JJ Rizal.

JJ Rizal menuturkan, pihaknya menuntut agar bangunan monumental diberi nama tokoh pahlawan. Mohammad Husni Thamrin, bagi JJ Rizal, merupakan nama tokoh yang tepat untuk diabadikan dalam stadion megah yang dibangun Pemprov DKI Jakarta tersebut.

Rizal melanjutkan, M. H. Thamrin telah berhasil mewarisi sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan, sehingga Jakarta jadi ibukota sepakbola kebangsaan Indonesia.

"MH Thamrin putra Betawi yang menjadi pahlawan nasional sekaligus pahlawan sepakbola Jakarta dan Indonesia yang monumental jasanya. Ia tokoh pergerakan nasional pembela orang kecil di kampung-kampung yang bukan hanya seorang gila bola dan doyan mengolah si kulit bundar, tetapi juga punya visi tentang sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor nasionalisme kebangsaan," jelas dia.