JAKARTA - Kapolda Merto Jaya Irjen Fadil Imran mengatensi proses penyelidikan kelompok Khilafah Muslimin buntut viralnya konvoi 'Kebangkitan Khilafah' di media sosial. Bahkan, tim dibentuk untuk menyelidiki kelompok tersebut.
"Yang jelas Polda Metro sesuai dengan perintah bapak Kapolda, kami sudah membentuk tim dan juga sudah bergerak di lapangan melakukan penyelidikan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan kepada wartawan, Kamis, 2 Juni.
Dalam proses penyelidikan, tim yang telah dibentuk itu akan menindak tegas siapapun yang terlibat. Mulai dari penanggungjawab hingga pimpinan kelompok tersebut.
Penindakan dilakukan karena keberadaan dan kegiatan Khilafah Muslimin dianggap melanggar hukum. Terutama, terkait dengan ideologi yang dianut kelompok tersebut.
"Kegiatan seperti ini bertentang dengan ketentuan hukum di negara kita dan Polda Metro Jaya akan menindak secara tegas," ungkap Zulpan.
Zulpan menjelaskan, aksi konvoi kelompok ini melanggar aturan karena adanya ajakan kepada masyarakat untuk bergabung dengan Khilafah Muslimin. Terutama, adanya kalimat untuk membangkitkan kebencian kepada pemerintah yang sah.
"Mereka mengajak masyarakat terkait dengan Khilafah untuk bergabung. Kemudian juga ada kata-kata yang mereka buat dalam konvoi itu yang mereka tempelkan kata-kata yang membangkitkan kebencian terhadap pemerintah yang sah," kata Zulpan.
Pada kesempatan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai ideologi khilafah yang dianut kelompok Khilafatul Muslimin sangat berbahaya. Bahkan, menjustifikasi kafir terhadap sistem yang tak sesuai dengan pandangannya.
"Aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainya," ujar Direktur Pencegahan BNPT Republik Indonesia, Ahmad Nurwahid.
BACA JUGA:
Selain itu, ideologi kelompok Khilafatul Muslimin kerap menjustifikasi pandangan lain yang tak sesuai dengan mereka sebagai kafir.
Dari latar belakang Abdul Qadir Hasan Bajara selaku pendiri kelompok Khilafatul Muslimin, kata Nurwahid, memiliki kedekatan dengan kelompok radikal lainnya, seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme.