Bagikan:

JAKARTA - Debat terakhir antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Joe Biden akan menampilkan tombol mute. Dengan tombol itu, setiap kandidat dapat berbicara tanpa interupsi dan gangguan narasi di luar substansi, sebagaimana terjadi di debat pertama.

Melansir Reuters, Selasa, 20 Oktober, tim Kampanye Trump keberatan atas perubahan tersebut. Meski demikian, pihak kampanye Trump mengatakan Partai Republik akan tetap ambil bagian dalam acara debat tersebut.

Debat tersebut merupakan satu dari kesempatan terakhir Trump untuk menjangkau banyak penonton di jam tayang utama sebelum pemungutan suara berakhir pada 3 November. Komisi Kepresidenan untuk debat mengatakan mikrofon masing-masing kandidat pada debat di Nashville, Tennessee akan di-mute.

Hal itu memungkinkan yang lain berbicara selama dua menit pidato pembukaan di setiap awal segmen debat. Kedua mikrofon kandidat akan dihidupkan untuk memungkinkan perdebatan setelah dua menit awal tersebut.

"Presiden Trump berkomitmen untuk memperdebatkan Joe Biden terlepas dari perubahan aturan menit-menit terakhir dari komisi yang bias dalam upaya terbaru mereka untuk memberikan keuntungan kepada kandidat favorit mereka," kata manajer kampanye Trump, Bill Stepien.

Trump berulang kali menyela Biden selama debat pertama yang kacau dan sengit pada 29 September. Pada satu titik, hal tersebut membuat Biden terprovokasi dan berkata, "Bisakah Anda diam, bung?"

Debat perdana Trump-Biden

Trump lalu menolak debat kedua yang dijadwalkan pada Kamis, 15 Oktober secara virtual. Perubahan format dilakukan setelah Trump dinyatakan terjangkit COVID-19. Pada saat itu, Trump menyampaikan kekhawatiran tentang mikrofonnya yang dimatikan jika dilakukan secara virtual.

"Anda duduk di belakang komputer dan berdebat, itu konyol. Kemudian mereka memotong Anda kapan pun mereka mau," kata Trump dalam wawancara di Fox Business.

Masih dari pihak Trump, tim kampanye Trump mengatakan tidak senang dengan serangkaian topik yang telah diumumkan. Mereka beralasan bahwa seharusnya debat terakhir lebih fokus pada kebijakan luar negeri dan menegaskan bahwa kelompok non-partisan condong pendukung Biden.

Tim kampanye Biden mengatakan kedua belah pihak sebelumnya setuju untuk membiarkan moderator memilih topik debat. Tim kampanye Biden mempekirakan bahwa Trump ingin menghindari pembahasan kepengurusannya terhadap pandemi COVID-19 yang menurut survei merupakan masalah utama bagi pemilih.

“Seperti biasa, presiden lebih memperhatikan aturan debat daripada mendapatkan bantuan yang dibutuhkan negara dalam krisis,” kata juru bicara Biden TJ Ducklo.

Sementara itu, jumlah orang AS yang memberikan suara lebih awal mencapai 30,2 juta, menurut tim dari Universitas Florida. Jumlah itu mewakili lebih dari seperlima dari semua suara yang diberikan dalam Pemilu 2016.

Pemungutan suara awal kemungkinan akan meningkat minggu ini karena lebih banyak negara bagian membuka pusat pemungutan suara bagi mereka yang ingin menghindari kemungkinan paparan COVID-19 di tempat pemungutan suara pada 3 November. 

Di Florida, di mana lebih dari 2,5 juta telah melakukan pemilihan melalui pos, banyak masyarakat yang melakukan pemilihan langsung di hari pertama pemungutan suara. Jajak pendapat Ipsos yang dirilis minggu lalu menunjukkan Trump dan Biden secara efektif terikat di negara bagian itu, yang dipandang sebagai kemenangan yang harus dicapai oleh presiden.

Sebagian besar orang yang datang untuk memilih menuruti protokol kesehatan dengan menggunakan masker. Meski hujan lebat, mereka tetap mengantre dan menunggu gilirannya ke bilik suara.