Sebut Hubungan dengan Beijing Tetap 'Sulit' Usai Dilantik Sebagai PM Australia, Albanese: China Telah Berubah
PM Australia Anthony Albanese. (Twitter/@AlboMP)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Partai Buruh Australia, Anthony Albanese, dilantik sebagai perdana menteri ke-31 negara itu pada Senin, menjanjikan 'perjalanan perubahan' seiring keinginan untuk mengatasi perubahan iklim, meningkatnya biaya hidup dan ketidaksetaraan.

Albanese dilantik oleh Gubernur Jenderal David Hurley dalam sebuah upacara di ibu kota Canberra.

Usai dilantik, dia mengatakan hubungan Negeri Kanguru dengan China akan tetap 'sulit', sebelum berangkat ke Tokyo, Jepang untuk mengikuti pertemuan puncak Quad dengan Presiden AS Joe Biden, PM Jepang dan PM India.

"China yang telah berubah, bukan Australia, dan Australia harus selalu membela nilai-nilai kami dan kami akan berada dalam pemerintahan yang saya pimpin," kata Albanese dalam jumpa pers, setelah menjabat sebagai perdana menteri ke-31 negara itu, melansir Reuters 23 Mei.

Diketahui, hubungan Australia dengan China, mitra dagang terbesarnya, sedang surut setelah mereka bentrok karena sejumlah masalah termasuk perdagangan, asal-usul virus corona, dan tuduhan campur tangan asing dari Australia.

Diberitakan sebelumnya, Partai Buruh kembali berkuasa setelah sembilan tahun dalam oposisi sebagai, gelombang dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Hijau dan independen yang berfokus pada iklim, kebanyakan wanita, membantu mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan oleh koalisi konservatif dalam pemilihan umum Hari Sabtu.

Wakil pemimpin Partai Buruh Richard Marles dan tiga menteri utama, Penny Wong, Jim Chalmers dan Katy Gallagher juga ikut dilantik hari ini. Setelahnya, Wong direncanakan ikut dengan PM Albanese dalam kunjungan ke Jepang.