PM Selandia Baru Sebut Sulit Damaikan Perbedaan dengan China, Tertekan Program Intelijen <i> Five Eyes</i>?
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. (Wikimedia Commons/Eesan1969)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada Hari Senin 3 Mei, China dan Selandia baru memiliki peran yang sulit untuk didamaikan, seiring peran Beijing di dunia yang terus tumbuh dan berkembang. 

Dalam pidatonya di China Business Summit di Auckland Ardern mengatakan, ada hal-hal yang tidak, tidak bisa dan tidak akan setuju oleh China dan Selandia Baru. Namun demikian, perbedaan ini tidak perlu menentukan hubungan mereka.

"Tidak akan luput dari perhatian siapa pun di sini, ketika peran China di dunia tumbuh dan berubah, perbedaan antara sistem kami dan kepentingan serta nilai-nilai yang membentuk sistem itu, menjadi semakin sulit untuk didamaikan," kata Ardern, melansir Reuters, Senin 3 Mei.

"Ini adalah tantangan yang kita, dan banyak negara lain di kawasan Indo Pasifik, tetapi juga di Eropa dan kawasan lain, juga sedang bergulat," tambahnya.

Komentar itu muncul ketika Selandia Baru menghadapi tekanan dari beberapa elemen di antara sekutu Barat, atas keengganannya untuk menggunakan aliansi intelijen dan keamanan 'Five Eyes', yang mencakup Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat, untuk mengkritik Beijing.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta bulan lalu mengatakan, dia tidak nyaman memperluas peran 'Five Eyes'.

China, mitra dagang terbesar Selandia Baru, menuduh Lima Mata mengeroyok China dengan mengeluarkan pernyataan tentang Hong Kong dan perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang.

Ardern mengatakan, Selandia Baru akan terus berbicara tentang masalah ini secara individu maupun melalui mitranya. Menurutnya, mengelola hubungan dengan China tidak selalu mudah dan tidak ada jaminan.

China terlibat dalam perselisihan diplomatik dengan Australia dan telah memberlakukan pembatasan perdagangan, setelah Canberra melobi untuk penyelidikan internasional tentang sumber virus corona. Beijing menyangkal pembatasan adalah pembalasan, dengan mengatakan pengurangan impor produk Australia adalah hasil dari keputusan pembeli sendiri.

PM Ardern menambahkan, ia berharap China dapat memahami, bagaimana memperlakukan mitranya itu penting. 

"Kami berharap China juga melihatnya dalam kepentingan intinya, untuk bertindak di dunia dengan cara yang konsisten, dengan tanggung jawabnya sebagai kekuatan yang berkembang, termasuk sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB," pungkasnya.