Bagikan:

Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menegasksn Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Australia di berbagai sektor khususnya melalui pendekatan sosial-budaya, ekonomi dan perdagangan serta ketahanan pangan.

Hal ini disampaikan oleh Moeldoko saat menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis 21 Juli.

“Indonesia sangat mengapresiasi kunjungan Perdana Menteri Albanese ke Indonesia beberapa waktu lalu. Kami tentu berharap hubungan kedua negara bisa terus meningkat,” kata Moeldoko.

“Dinamika politik di kedua negara sudah biasa, pergantian kepemimpinan dan lain sebagainya. Tapi porosnya tidak boleh berubah, kedua negara tetap harus meningkatkan hubungan bilateral, terutama melalui penguatan hubungan people-to-people baik melalui bisnis dan budaya," imbuhnya.

Sebelumnya pada 5-7 Juni lalu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan tersebut menandai kunjungan bilateral pertama Albanese semenjak dilantik sebagai Perdana Menteri Australia pada 23 Mei lalu. Hal ini menandakan pentingnya posisi Indonesia bagi Australia.

Australia merupakan mitra penting Indonesia di berbagai bidang, termasuk salah satunya dalam isu kesehatan dan ketahanan pangan. Australia berkomitmen untuk bekerjasama dengan Indonesia untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda ternak sapi, kerbau dan kambing di Indonesia.

Sementara itu, dalam isu ketahanan pangan, Moeldoko mengajak Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia mengembangkan industri pangan sorgum.

“Di tengah ancaman krisis pangan global, Indonesia sudah mulai mencoba mengembangkan beberapa alternatif pangan, salah satunya sorgum di NTT. Akan sangat bagus kalau Australia punya pengalaman tentang ini dan bisa mengembangkan tanaman sorgum bersama Indonesia,” kata Moeldoko.

Tawaran Purnawirawan Jenderal ini bukan tanpa alasan. Sebagian wilayah utara Australia, misalnya di kota Darwin, memiliki kesamaan kondisi geografis dan iklim dengan wilayah NTT di Indonesia. Sehingga memungkinkan tanaman bijian-bijian sorgum untuk dikembangkan bersama.

“Saya mengerti bahwa Indonesia sedang mencari sumber-sumber pangan alternatif atau melihat peluang untuk memperluas komoditasnya. Saya tentu akan menyampaiakan pada mereka [kepada komunitas ahli dan industri di Australia] terkait sorgum,” respon Dubes Penny Williams.

Duta Besar juga menegaskan bahwa pemerintah Australia terus berupaya meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia, salah satunya ditunjukkan melalui komitmen PM Albanese untuk hadir dalam KTT G20 di bulan November mendatang, terlepas krisis politik global karena konflik Rusia dan Ukraina.

“PM Albanese berkomitmen akan hadir ke KTT G20 karena beliau sudah menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo,” kata Penny.