Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) mengakuisisi beban listrik PT Tjiwi Kimia dengan kapasitas 30 Mega Watt (MW) dan PT Sasa Inti dengan kapasitas 6,3 MW melalui program Captive Power Acquisition.

Perjanjian ini sekaligus menambah jumlah kebutuhan daya industri yang telah diakuisisi sebesar 52,5 MW.

Sebelumnya, PLN telah menyepakati kerja sama pengalihan penggunaan listrik mandiri pelanggan industri dengan PT Cheil Jedang sebesar 4,8 MW dan PT Petrokimia Gresik sebesar 11,4 MW.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Lasiran mengatakan, langkah ini merupakan kelanjutan kerja sama PLN dan PT Tjiwi Kimia pada program Incentive Captive Acquisition atau akuisisi beban listrik sejak tahun 2021.

"Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power untuk memenuhi kebutuhan listrik, dapat beralih untuk mendapatkan pasokan listrik secara penuh dari PLN,” ujarnya kepada media, Sabtu 21 Mei.

Melalui perjanjian kerja sama tersebut, PT Tjiwi Kimia telah berhasil mengurangi pemakaian dari pembangkit sendiri sebesar 30 MW dari total kapasitas 230 MW dengan berlangganan PLN daya 100 MVA dan durasi kerja sama menjadi tiga tahun dari sebelumnya hanya satu tahun.

Adapun komitmen kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan addendum perjanjian jual beli tenaga listrik yang dihadiri oleh General Manager PLN UID Jawa Timur, Lasiran, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan DJK Kementerian ESDM, Wanhar, Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Waziruddin, Direktur Utama PT Tjiwi Kimia yang diwakili oleh Gijan Ongkoredjo, General Manager Plant PT Sasa Inti, Thomas Iskandar Unardi, dan Vice President Strategi Pemasaran Bagian Timur Regional Jamali PLN, Kris Cahyono.

Di sisi lain, PT Sasa Inti akan berlangganan listrik PLN sebesar 25 MVA yang akan mengurangi penggunaan pembangkit sendiri sebesar 6 MW dari total kapasitas 12 MW selama satu tahun.

Melalui layanan captive power acquisition, pelanggan yang bersedia mengalihkan penggunaan listrik mandiri dari pembangkitnya ke listrik PLN akan mendapatkan insentif tarif listrik sekaligus keandalan pasokan listrik secara penuh dari PLN.

"Peningkatan kerja sama antara PLN dan PT Tjiwi Kimia serta PT Sasa Inti ini merupakan bukti dari kualitas pelayanan yang prima dari PLN untuk pelanggan industri di Jawa Timur. PLN siap mendukung pertumbuhan sektor industri dengan kecukupan daya mampu sistem sebesar 10.138 MW dengan cadangan sebesar 3.258 MW,” tambah Lasiran.

Mengapresiasi langkah PLN, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan DJK, Wanhar menyebut bahwa layanan Captive Power merupakan inovasi PLN menjawab tantangan surplus kondisi kelistrikan dan keinginan untuk mendukung tumbuhnya perekonomian melalui sektor industri, sharing produktivitas dan peningkatan efisiensi.

“Inovasi PLN ini mengedepankan win win solution. Bagi pemerintah pun akan meningkatkan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi,” terang Wanhar.

Direktur Utama Tjiwi Kimia yang diwakili oleh Gijan Ongkoredjo menyatakan kerja sama ini merupakan salah satu wujud sinergi nyata antara PLN dengan industri bubur kertas dan kertas, dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan industri dalam negeri pasca pandemi.

Presiden Direktur PT Sasa Inti yang diwakili General Manager Plant PT Sasa Inti, Thomas Iskandar Unardi menyatakan kerja sama ini merupakan langkah yang menguntungkan kedua belah pihak.

“Kami memiliki pembangkit yang memang digunakan untuk mem- back-up PLN. Melihat kinerja PLN yang semakin membaik di lima hingga sepuluh tahun terakhir kami menjadi semakin yakin mempercayakan sepenuhnya pasokan listrik industri kami kepada PLN," katanya.

Ke depan, lanjut Thomas, PT Sasa Inti juga mempertimbangkan untuk menambah durasi kerja sama, dan beberapa pembangkit lainnya untuk diakuisisi PLN.

Dalam kesempatan yang sama, PT Tjiwi Kimia pun turut berkomitmen mendukung penggunaan energi hijau melalui pembelian sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) PLN selama dua tahun sebanyak 174.285 unit.

Gencarnya pelaku usaha membeli REC menunjukkan komitmen bersama untuk mengembangkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia guna mencapai target nasional energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.