Bicara dengan Diplomat sekaligus Pejabat Top Partai Komunis China, Ini yang Dibahas Penasihat Presiden Biden
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat untuk Presiden Joe Biden, Jake Sullivan berbicara dengan mantan diplomat sekaligus pejabat Politbiro Partai Komunis China Yang Jiechi.

Pembicaraan keduanya terjadi di sela-sela panas-dinginnya hubungan Washington dengan Beijing, kendati kedua belah pihak tetap berupaya menjaga kontak diplomatik.

Dalam pengarahan di Gedung Putih, Sullivan mengatakan dirinya membahas mengenai kemungkinan uji coba nuklir atau rudal yang dilakukan oleh Korea Utara, di sela-sela rencana kunjungan Presiden Biden ke Korea Selatan dan Jepang.

"Saya berbicara dengan mitra China saya pagi ini, dan meliput masalah DPRK ini," kata Sullivan tentang panggilan telepon dengan Yang, melansir Reuters 19 Mei.

Amerika Serikat siap untuk membuat penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang pada postur militernya untuk memastikan pertahanan dan pencegahan bagi sekutunya di kawasan itu, kata Sullivan.

Diketahui, Amerika Serikat telah mendorong lebih banyak sanksi PBB terhadap Korea Utara, tetapi China dan Rusia telah mengisyaratkan oposisi.

Sullivan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang panggilan itu, tetapi Gedung Putih mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan bahwa dia dan Yang telah membahas perang Rusia melawan Ukraina dan "masalah spesifik dalam hubungan AS-China." Sullivan dan Yang terakhir bertemu di Roma, Italia pada Bulan Maret lalu.

China diketahui menolak untuk mengutuk tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia, tetapi para pejabat senior AS mengatakan mereka tidak mendeteksi dukungan militer dan ekonomi China yang terbuka untuk Rusia.

Sementara itu, Yang Jiechi memperingatkan Jake Sullivan, Amerika Serikat "di jalan yang salah" mengenai Taiwan dan tindakannya dapat mengarah pada "situasi berbahaya".

“AS telah mengadopsi narasi dan tindakan yang salah yang mengganggu politik domestik China dan berbahaya bagi kepentingan China," ujar Yang seperti mengutip SCMP dari CCTV.

"China telah membuat tanggapan yang tegas dan kuat. AS harus melakukan apa yang dikatakannya agar hubungan China-AS kembali ke jalur perkembangan yang sehat dan stabil,' tandasnya..

"Tindakan baru-baru ini yang diambil oleh AS mengenai hal-hal terkait Taiwan sangat kontras dengan pernyataan mereka. Jika AS terus memainkan kartu Taiwan dan melangkah lebih jauh di jalan yang salah, ini tentu akan mengarah pada situasi berbahaya," tegas Yang.

Ditambahkan olehnya, China akan teguh mengambil tindakan yang membela kedaulatan dan kepentingan keamanannya, melakukan apa yang mereka katakan.