Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Minggu, 15 Mei, kemarin. Ridwan Kamil juga melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, diduga berbicara soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Lantas, apakah Ridwan Kamil bakal diusung menjadi calon presiden (capres) ataukah calon wakil presiden (cawapres)?

Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, menilai Ridwan Kamil lebih pas diusung menjadi cawapres. Pasalnya, elektabilitas pria yang akrab disapa Kang Emil itu lebih unggul di posisi cawapres ketimbang capres.

"Dilihat dari kepentingan koalisi tersebut, mungkin idealnya cawapres. Beberapa survei melihat RK ini kuat di posisi cawapres," ujar Karyono kepada VOI, Selasa, 17 Mei.

Bahkan, lanjutnya, elektabilitas RK alias Ridwan Kamil juga mengungguli tiga nama ketua umum parpol dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Hanya saja, RK tidak memiliki parpol dan masih jauh dari elektabilitas kandidat capres seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"RK kan tidak memiliki parpol dan dia bukan kader parpol. Kecuali elektabilitas RK itu tinggi sejajar dengan Prabowo atau Ganjar, mungkin bisa jadi didorong capres," jelas Karyono.

Terlebih, kata Karyono, PPP menjadi salah satu pendukung Ridwan sejak Pilkada Jawa Barat 2018. Sementara PPP, PAN dan Golkar belum punya figur dari internal partai untuk diusung sebagai kandidat capres cawapres di 2024 mendatang.

"Ada hubungan baik antara PPP dan RK yang nantinya bisa diwujudkan. Karena mereka koalisi di Jabar itu jadi modal positif ya," kata Karyono.

Meski begitu, Karyono menilai dinamika Pilpres 2024 masih cair dan dinamis. Sehingga kandidat masih bisa mengalami perubahan.

"Endorsment capres dari parpol semuanya masih cair, masih sangat memungkinkan berubah," pungkasnya.