Asyik, Kapolda Metro Traktir Buruh Makan Bakso Hingga Es Doger di May Day Fiesta
Foto: Ulfa Gusti

Bagikan:

JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran datang dan menyapa massa aksi demo May Day Fiesta di depan Gedung DPR RI, Senayan Jakarta pada Sabtu, 14 Mei siang.

Saat berjalan menuju mobil komando untuk menyapa para massa aksi, momen menarik terjadi. Di tengah terik hari, Kapolda menyempatkan diri sejenak berhenti dan menghampiri sejumlah pedagang di atas trotoar.

Aksi itu ia lakukan untuk menyapa para pedagang mulai dari Tukang Bakso hingga pedagang Ketoprak. Tak cuma menyapa, Kapolda rupanya juga memberikan sejumlah uang pada pada pedagang ini.

Sambil berbincang dengan pedagang perihal menanyakan kabar, Kapolda Fadil Imran berujar bahwa uang itu sebagai bentuk traktiran bagi para buruh yang tengah menjalankan aksi,

“Ini untuk teman-teman (buruh) boleh nanti disediakan tinggal ambil saja ya,” kata Kapolda Fadil Imran.

Dari informasi yang didapat, Kapolda memberikan uang sebesar satu juta rupiah dan sembilan ratus ribu pada masing- masing pedagang. Hal ini tentu disambut antusias pedagang dengan senyum sumringah.

“Tadi pak Kapolda kasih uang seratus ribu ke saya, sudah tutup modal bisa pulang setelah ini,” kata Waluyo pedagang Ketoprak.

Setelah menyapa dan memberikan traktiran pada para buruh, Kapolda Fadil Imran melanjutkan agenda dengan naik ke mobil orasi. Dia berpesan aksi dilakukan secara tertib dan damai.

Aksi yang berlangsung kurang dari sepuluh menit itu kemudian mengharuskan Kapolda turun dan kembali bertugas. Di momen ini, ia kembali melewati jalur yang sama dan menemui sejumlah pedagang.

Kali ini, giliran pedagang air mineral dan Es Doger yang dapat rejeki dari Kapolda. Masih dengan tujuan sama, Kapolda mengatakan bahwa itu ia lakukan untuk mentraktir buruh agar bisa menikmati minuman segar di teriknya matahari.

Terlepas aksi humanis Kapolda yang dapat sambutan baik dari massa aksi, agenda May Day Fiesta ini yang dihadiri massa gabungan dari Partai Buruh dan Gerakan Buruh Indonesia akan menyuarakan 18 tuntutan.

Tuntutan itu mulai dari penolakan Omnibus law UU Cipta Kerja, penghapusan outsourcing hingga tuntutan agar tidak adanya orang kelaparan di negeri yang kaya.