JAKARTA - Menteri Luar Negeri negara-negara Kelompok Tujuh (G7) pada Hari Kamis mengataka,n meningkatnya pembatasan yang diberlakukan oleh Taliban pada hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, hanya akan mengisolasi mereka.
"Dengan langkah-langkah ini, Taliban semakin mengisolasi diri mereka dari komunitas internasional," kata menteri luar negeri G7 dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, melansir Reuters 13 Mei.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang diterbitkan oleh Prancis, mereka meminta Taliban untuk mengambil tindakan segera untuk mencabut pembatasan pada perempuan dan anak perempuan, serta menghormati hak asasi mereka.
Sebelumnya, Taliban, yang kembali berkuasa ketika pemerintah Afghanistan runtuh tahun lalu, pada Hari Sabtu memerintahkan perempuan untuk menutupi wajah mereka di depan umum, dalam langkah lain menuju kekuasaan garis keras masa lalu mereka.
Namun, banyak wanita di ibu kota Afghanistan menunda kembalinya untuk menutupi wajah mereka sepenuhnya di depan umum yang bertentangan dengan perintah dari penguasa Islam Taliban, yang lain tinggal di rumah dan beberapa tetap mengenakan masker wajah COVID-19.
Meski, akibat dari pembangkangan ditujukan kepada anggota keluarga laki-laki terdekat seorang perempuan, mulai dari peringatan hingga pemenjaraan.
Tidak jelas apakah ada pria yang belum menghadapi konsekuensi pada hari Rabu dan otoritas Taliban mengatakan mereka pertama-tama akan fokus pada "mendorong" kepatuhan.
Terpisah, Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah Taliban Afghanistan, untuk membalikkan beberapa keputusan baru-baru ini yang membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan, jika kelompok garis keras itu tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membatalkan tindakannya sendiri.
BACA JUGA:
"Kami telah membicarakannya secara langsung dengan Taliban," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Hari Senin lalu.
"Kami memiliki sejumlah alat yang, jika kami merasa ini tidak akan dibalik, ini tidak akan dibatalkan, bahwa kami siap untuk bergerak maju," sambungnya.
Dia tidak merinci langkah-langkah yang mungkin atau menunjukkan bagaimana kelompok itu, yang telah menerapkan kebijakan yang membatasi perolehan 20 tahun untuk hak-hak anak perempuan dan perempuan, mungkin berubah pikiran.