JAKARTA - Pendaftaran calon presiden pada Pemilu Serentak 2024 akan dimulai pada September 2023. Partai-partai politik sudah mulai menjajaki koalisi. Bahkan, menteri-menteri yang disebut akan maju pada Pilpres 2024 pun sudah mulai bergerilya untuk mempersiapkan diri tampil pada pesta demokrasi lima tahunan itu.
Namun, para pembantu Presiden Joko Widodo diminta mengundurkan diri apabila betul-betul ingin berkontestasi pada Pilpres 2024 mendatang. Pengunduran diri ini dianggap ideal.
Menurut Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, dengan menteri mundur dari kabinet maka mereka bisa menyerap aspirasi rakyat dan mengenalkan program-program pembangunan yang diusung tanpa beban tugas dan kritik.
“Bila menteri Pak Jokowi yakin bisa nyapres di Pilpres, mestinya mundur dari kabinet," ujar Hendri di Jakarta, Kamis, 12 Mei.
BACA JUGA:
Hanya saja, pria yang akrab disapa Hensat itu mengakui hal itu akan sulit terwujud. Sebab kata dia, para menteri yang hendak nyapres justru merasa nyaman dengan jabatan yang diemban.
"Tapi itu sulit terjadi. Sebab enak begini ada panggung menteri, tebar pesona sekalian tugas negara,” sindirnya.
Kata Hensat, jika sudah tidak lagi menjabat maka para menteri akan memiliki kendala saat datang ke daerah-daerah lantaran tidak ada previleg dan pengawalan layaknya pejabat negara.
“Kalau sudah tidak jadi Menteri, mungkin saat tebar pesona bisa diresehin," katanya.