Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah Taliban Afghanistan, untuk membalikkan beberapa keputusan baru-baru ini yang membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan, jika kelompok garis keras itu tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membatalkan tindakannya sendiri.

"Kami telah membicarakannya secara langsung dengan Taliban," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Hari Senin, melansir Reuters 10.

"Kami memiliki sejumlah alat yang, jika kami merasa ini tidak akan dibalik, ini tidak akan dibatalkan, bahwa kami siap untuk bergerak maju," sambungnya.

Dia tidak merinci langkah-langkah yang mungkin atau menunjukkan bagaimana kelompok itu, yang telah menerapkan kebijakan yang membatasi perolehan 20 tahun untuk hak-hak anak perempuan dan perempuan, mungkin berubah pikiran.

Diketahui, Taliban pada hari Sabtu memerintahkan wanita untuk menutupi wajah mereka di depan umum, kembali ke kebijakan khas dari aturan garis keras masa lalu mereka, eskalasi pembatasan yang menyebabkan kemarahan di dalam dan luar negeri.

Penutup wajah yang ideal adalah burqa biru yang mencakup semua, kata kelompok itu, mengacu pada pakaian yang wajib bagi wanita di depan umum selama pemerintahan Taliban 1996-2001 sebelumnya.

Sementara itu, komunitas internasional telah menjadikan pendidikan anak perempuan sebagai tuntutan utama untuk pengakuan masa depan pemerintahan Taliban, yang mengambil alih negara itu pada Agustus ketika pasukan asing menarik diri.

Meskipun demikian, Taliban telah membatasi anak perempuan dan perempuan untuk bekerja, membatasi perjalanan mereka kecuali ditemani oleh kerabat dekat laki-laki. Sebagian besar anak perempuan juga dilarang pergi ke sekolah setelah kelas tujuh.

"Kami telah berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra kami. Ada langkah-langkah yang akan terus kami ambil untuk meningkatkan tekanan pada Taliban agar membatalkan beberapa keputusan ini, untuk memenuhi janji yang telah mereka buat," tukas Price.

Bagian penting dari pengaruh yang dipegang oleh Washington atas kelompok itu adalah aset bank sentral Afghanistan yang dibekukan senilai 7 miliar dolar AS di Negeri Paman Sam, setengahnya ingin dibebaskan oleh Pemerintahan Presiden Biden untuk membantu rakyat Afghanistan, kata pemerintah.

Amerika Serikat dan negara-negara lain telah memotong bantuan pembangunan dan memberi sanksi pada sistem perbankan sejak kelompok itu mengambil alih, mendorong Afghanistan menuju kehancuran ekonomi.

Terpisah, Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Tom West menyatakan 'keprihatinan mendalam' atas keputusan hari Sabtu dalam serangkaian tweet, sementara Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan itu adalah langkah yang 'tidak masuk akal'.

Diketahui kebanyakan wanita di Afghanistan mengenakan jilbab karena alasan agama, Meski demikian, kebanyakan wanita di daerah perkotaan seperti Kabul tidak menutupi wajah mereka.