Lily Wahid, Adik Gus Dur Pendukung Cak Imin Jadi Ketum PKB dan Penggagas Hak Angket Skandal Bank Century
Lily Chodijah Wahid, adik kandung Gus Dur. (Antara/Muhammad Ryan Wibowo)

Bagikan:

JAKARTA - Duka menyelimuti keluarga Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Lily Chodijah Wahid, adik kandung Gus Dur meninggal dunia karena menderita penyakit jantung.

Perempuan kelahiran Jombang 4 Maret 1948 itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada hari ini, Senin 9 Mei 2022, pukul 16.28 WIB.

Semasa hidupnya Lily diketahui aktif berpolitik. Dia dikenal publik pertama kali ketika menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Jabatan yang diemban Lily di PKB itu bukan karena Gus Dur. Namun diperoleh Lily hasil dari dukungan terhadap rival kakaknya yang menggelar Muktamar Luar Biasa PKB pada awal 2008.

Muktamar itu diselenggarakan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Lukman Edy di Ancol Jakarta dengan hasil masing-masing menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PKB.

Duduk di Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB, karier politik Lily makin moncer. Dia sukses meraih suara di daerah pemilihan Jawa Timur II saat maju sebagai anggota DPR dalam Pemilihan Umum 2009.

Melenggang di Kompleks Parlemen Senayan, Lily ditempatkan di Komisi I DPR yang membidangi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Badan Intelijen Negara, Kementerian Pertahanan dan TNI.

Menjadi wakil rakyat, Lily kritis menghadapi persoalan baik yang dibidangi komisinya maupun di luar itu, termasuk terkait perkara hukum.

Saat heboh Kasus Bank Century, yang merupakan skandal keuangan terbesar kedua setelah perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Lily tercatat pernah membentuk Tim Sembilan bersama delapan anggota DPR lintas partai.

Tim itu mengonsep usulan penggunaan hak angket DPR untuk mengusut tuntas pengucuran dana Rp6,7 triliun dalam Skandal Bank Century. Skandal itu diketahui telah merugikan negara lebih dari Rp7 triliun.

Lily juga tercatat menentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal 2012. Meski sikapnya itu berseberangan dengan partai, Lily tetap bersikeras.

Akibat tindakan kritisnya, Lily harus menerima hukuman dari partai. PKB resmi memberhentikan Lily sebagai kader dan anggota DPR pada Maret 2013.

Tak ingin keluar dari dunia politik nasional, Lily Wahid memilih untuk masuk ke Partai Hanura dan tetap aktif berpolitik.

Belum lama ini, Lily ikut berkomentar tentang cuitan eks politikus Demokrat Ferdinand Hutahean yang disamakan dengan pernyataan Gus Dur soal ketuhanan.

Lily mengatakan, sebagai seorang mualaf, ilmu Ferdinand soal islam masih dangkal sehingga permasalahan terkait cuitan itu tidak perlu diperpanjang.

Meski demikian, Lily menilai Ferdinand salah mengartikan pernyataan Gus Dur soal Allah Maha Kuat sehingga tak perlu dibela dengan kekerasan.

"Sudah pasti Allah itu kuat dan enggak mungkin (lemah, red). Kalau melihat pernyataan Allah enggak perlu dibela kan memang pernyataan Gus Dur sebagai orang yang mengerti tasawuf. Tapi, kalau Ferdinand yang ngomong karena mengikuti Gus Dur ya mungkin dia enggak ngerti juga kan," ujar Lily kepada VOI, Jumat 7 Januari.

Adapun cuitan Ferdinand lewat akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 sebagai berikut, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela.”