Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah elite politik nasional memanfaatkan momentum Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriyah dengan melakukan safari politik.

Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, hingga Erick Thohir terpantau sibuk wara-wiri berkunjung ke deretan ulama di Tanah Air. Termasuk menjalani aktivitas singgah di banyak pesantren.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai kegiatan menyambung silaturahmi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 itu sebagai upaya mencari suara sekaligus mendulang elektabilitas.

"Ini soal jumlah sebenarnya karena jumlah muslim itu signifikan, karena itu musti dibujuk, karena peristiwa kemarin di dalam Pemilu kita tahu karena pembelahan politik berlanjut sekarang," katanya dalam akun YouTube Rocky Gerung Official, Senin 9 Mei.

Mereka yang dikunjungi para elite politik nasional itu bukan tokoh sembarangan. Para tokoh itu dikunjungi untuk membuka jalan agar jalinan silaturahmi lancar hingga Pilpres 2024.

"Cari sinyal awal, siapa sebetulnya yang jadi captive market," ujar Rocky.

Meski demikian, Rocky menganggap silaturahmi bernuansa politik itu manuver kampungan yang sudah tidak layak lagi dijalani bakal calon kandidat Pilpres 2024.

Rocky bilang masyarakat Indonesia kini semakin rasional tidak memperdulikan restu politik yang dilakukan tokoh politik demi mengkerek elektabilitasnya.

Yang masyarakat inginkan, kata Rocky, sikap teguh elite politik terhadap ketimpangan hingga adu ide mencari solusi atas persoalan yang terjadi. Menurutnya, hal itu lebih penting daripada sekadar popularitas.

"Ngapain gitu minta restu segala macam, ya tunjukkan Anda punya otak, punya wawasan, anti-korupsi," ujar Rocky.

Rocky lantas menyinggung ketentuan tentang ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold.

Dia mengatakan ambang batas minimal hak untuk mengajukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pilpres itu dapat mengarahkan kembali bangsa Indonesia dalam perpecahan. Pasalnya presidential threshold menutup kemungkinan munculnya banyak pasangan kandidat dalam Pilpres 2024.

Rocky bilang, oligarki akan tetap memegang kendali apabila presidential threshold masih berada di angka 20 persen.

"Artinya 20 persen itu adalah andalan oligarki. Ini semua kalau dia tidak mau menempuh 0 persen treshold itu artinya permainan oligarki aja," ujarnya.