Bagikan:

JAKARTA - Korban pengeroyokan, Komar menceritakan perwakilan dari kelompok pengeroyokan mendatangi rumahnya di Jalan Haji Abu, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan. Pelaku meminta kasus pengeroyokan diselesaikan secara kekeluargaan.

Komar mengatakan perwakilan kelompok pengeroyokan, Bagol bersama ketua RW 7 dan pihak kepolisian mendatangi rumahnya pada Rabu, 4 Mei, sekiranya malam. 

"Datang kemari, pertama silaturahmi, kedua minta maaf. Yang ke tiga mau ngasih ganti rugi," kata Komar saat ditemui di rumahnya, Jumat, 6 Mei.

"Saya jawab 'kedatangan saya terima,  minta maaf, 'saya maafin' tapi proses hukum tetap berjalan," sambungnya.

Komar menjelaskan alasannya berniat untuk melanjutkan ke proses hukum. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kejadian serupa.

"Saya inginnya pelaku ditangkap, biar ada efek jera. Soalnya disini sering ribut terus selesaikan keluargaan. Terus gitu lagi," katanya.

Ia mengaku akan menghentikan pelaporan  kasus pengeroyokan itu secara kekeluargaan. Apabila para pelaku tersebut mendatangi ke rumahnya untuk meminta maaf.

"Saya maunya, anak anaknya ujarnya semuanya, terus ngakuin. Ini malah kaga, malah perwakilannya," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Komar menjadi korban sekolompok orang di pemakaman wakaf di kawasan Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Komar menceritakan peristiwa itu terjadi pada Selasa, 3 Mei sekitar pukul 09.00 WIB. Kejadian itu berawal saat dirinya tengah mengaji kubur di makam Wakaf keluarganya.

Namun saat tengah berdoa, ada sekelompok orang yang tengah bermain petasan. Komar pun menegur kelompok tersebut.

"Tiba-tiba ada yang masang petasan di tengah kuburan itu, saya kan kaget. 'Lagi pada ngaji, lagi pula kan engga sopan, masang petasan," kata Komar.

"Saya tegor baik-baik, kaya gini 'bang berisik ini kuburan, saya lagi ngaji dan yang lain pada ziarah, al-qur an, yasin. Lagipula di dalam (kubur) denger, artinya orang di kuburan doa, 'tolong jangan pasang petasan'  mereka diem," sambungnya.

Setelah dibubarkan, sekelompok orang itu tidak senang hingga akhirnya mengejar korban. Ia yang berada di tengah kuburan mencoba menyerang salah satu sekelompok orang itu.

"Dari 100 meter, dia ngejar saya. Posisi saya di tengah kuburan. Totalnya ada ada 15 orang, tapi yang mukulin ada sebagiannya, kira-kira ada 7 orang. Satu orang jatuh, dua orang jatuh, tapi yang ketiga baru saya dikeroyok," tuturnya.

Setelah pemukulan itu, dirinya masih bisa untuk berjalan dan meminta bantuan ke RT 02, Ashari. Kemudian ia dibawa ke RS Fatmawati guna mendapatkan pengobatan.

"Setelah di-rontgen hasilnya tulang belakang memar, gigi patah dan tangan patah," katanya.

Sementara itu dikonfirmasi Kapolsek Cilandak, Kompol Multazam Lisendra membenarkan peristiwa tersebut. Kini kejadian itu tengah ditangani kepolisian.

"Betul ada penganiayaan, korban sudah kembali ke rumah, polisi sudah tangani secara profesional bersama warga Cilandak,” kata Multazam kepada VOI terpisah.