JAKARTA - Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia merilis beberapa dokumen rahasia dari file investigasi pilot pribadi Pemimpin Nazi Adolf Hitler yang juga Komandan Skadron Fuhrer, Hans Baur.
Dokumen itu berisikan kesaksian Baur tentang hari-hari terakhir dan jam-jam terakhir para petinggi Nazi, yang bersembunyi dalam bunker beton di bawah gedung Kanselir Reich di Berlin, Jerman.
Pusat hubungan masyarakat FSB mengatakan dalam sebuah catatan yang menyertai dokumen yang diungkapkan, para perwira dinas kontra-intelijen militer Soviet Smersh (singkatan Rusia dari Death to Spies), dari pasukan Front Belarusia ke-1 yang memasuki Berlin pada musim semi 1945 telah diberi tugas khusus, untuk melacak dan menangkap Hitler dan para pemimpin Nazi Jerman lainnya.
Perwira Smersh secara pribadi berpartisipasi dalam serangan terhadap Reichstag dan Fuhrerbunker di dekatnya, tempat perlindungan bawah tanah yang dibentengi, di mana Hitler dan Menteri Propaganda Joseph Goebbels menghabiskan bulan-bulan terakhir perang.
"Setelah Fuhrerbunker diduduki pada 2 Mei 1945, dan operasi Smersh menahan semua personel SS yang mencoba melarikan diri dari Berlin, kampanye menyeluruh mulai mengumpulkan informasi tentang kemungkinan tempat persembunyian tokoh-tokoh Reich Ketiga," kata FSB melansir TASS 29 April.
"Di antara mereka yang menyaksikan Hitler hari-hari terakhir adalah kepala pertahanan sektor Benteng (Kanselir Reich dan bunker) Wilhelm Mohnke, kepala pengawal Hitler Hans Rattenhuber, pelayan Hitler Heinz Linge, ajudan pribadi Otto Gunsche dan pilot pribadi sekaligus komandan skuadron 'Fuhrer ' Hans Baur," sambung FSB.
Semua berulang kali ditanyai tentang keadaan kematian Hitler. Kesaksian mereka disimpan di Arsip Pusat FSB, Arsip Negara Rusia dan juga beberapa kasus lain, di mana mereka ditampilkan dalam kapasitas penjahat perang.
Terjemahan kesaksian Baur, untuk pertama kalinya dipublikasikan di situs web FSB, diambil dari file investigasinya yang disimpan di kantor FSB di Wilayah Novgorod.
Kesaksian Baur
Dalam dokumen kesaksiannya, Baur mengatakan pada 8-10 Januari 1945, ia dipanggil dari Munich ke Hitler, yang telah kembali ke Berlin dari Prusia Timur pada awal Januari.
"Di Berlin, Hitler menjadi lebih murung dan menarik diri. Dia mengasingkan diri di tempat perlindungannya hampir sepanjang waktu," kata Baur.
"Saya dipanggil kepadanya hanya ketika saya diberi tugas terbang atau dimintai informasi, tentang durasi penerbangan ke suatu tujuan atau lainnya."
Juga, Baur mengatakan Hitler "mencoba menciptakan kesan optimisme dan kepastian tentang kemenangan Jerman." Pendukungnya berpikir bahwa "tampaknya Hitler masih memiliki beberapa sumber daya untuk membawa perang ke kesimpulan yang sukses." Beberapa pihak mencurigai adanya senjata rahasia baru, seperti bom atom atau "sinar kematian".
Ketika Tentara Merah mencapai Oder, "markas komando tertinggi mulai merasakan keraguan apakah kehadiran lebih lanjut di Berlin layak dilakukan," dan pada pertengahan Maret, para ajudan telah menyelesaikan persiapan untuk memindahkan markas ke pantai Laut Baltik.
"Pada awal April (1945), semuanya sudah siap untuk memindahkan markas komando tertinggi ke utara atau ke Berghof di selatan," kata Baur.
BACA JUGA:
Dia menyiagakan beberapa pesawat dalam status waspada, jika Hitler memutuskan untuk meninggalkan Berlin. Pada awal April, pesawat dari "skuadron Fuhrer" dikerahkan ke enam lapangan terbang di Berlin. Ketika Tentara Merah melintasi Oder, sebuah jalan di dekat Gerbang Brandenburg diubah menjadi landasan pacu.
"Setiap malam, 4-5 pesawat yang membawa surat-surat, bagasi, dan penumpang meninggalkan Berlin menuju Berchtesgaden. Tetap berhubungan dengan pesawat dan mengembalikannya adalah masalah terbesar," pilot Hitler mengakui.
Baur mengatakan, terakhir kali dia melihat pemimpin Nazi adalah pada hari bunuh diri Fuhrer, 30 April. Hitler mengundangnya ke kamarnya dan memberinya potret Kaisar Friedrich Agung karya Rembrandt yang tergantung di dinding.
Diketahui, Baur mencoba melarikan diri dari Berlin, namun ia kemudian terluka pada 2 Mei dan ditawan oleh Tentara Merah.