JAKARTA - Polisi mengungkap alasan sebagian massa yang rela datang ke Jakarta untuk melakukan aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja dan berujung ricuh. Berdasarkan hasil pemeriksaan, mereka mengaku dijanjikan fasilitas hingga uang saku.
"Yang dia (massa perusuh) tahu ada undangan-undangan datang disiapkan tiket kereta api, disiapkan truk, disiapkan bus. Kemudian nantinya akan ada uang makan untuk mereka semua," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Jumat, 9 Oktober.
Padahal mereka tidak mengerti sama sekali terkait Undang-Undang Cipta Kerja. Mereka hanya tergiur hal-hal yang dijanjikan tersebut.
Polisi pun akan menelusuri pihak yang menjanjikan atau aktor inteletual dari aksi kericuhan. Penelusuran itu akan dimulai dari keterangan para massa perusuh dan penelusuran dari tim IT.
"Pihak mana yang memfasilitasi nanti kita dalami. Kita masih dalami nanti kita ambil keterangan dari mereka semuanya ini bisa jadi membantu kita para penyidik," tandas dia.
BACA JUGA:
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 1.192 orang perusuh yang diduga merupakan anggota kelompok anarko sudah diamankan. Mayoritas dari mereka merupakan siswa Sekolah Teknik Mesin (STM).
"Sampai dengan detik ini memang ada 1.192 (orang) kita amankan, sebelum dilakukan rusuh itu memang kita lakukan razia," ujar Yusri.
Berdasarkan pendataan, mereka banyak berasal dari luar Jakarta. Mereka sengaja datang ke ibu kota untuk ikut aksi demo dan membuat kericuhan.
Hal itu diketahui berdasakan pemeriksaan ponsel dan keterangannya. Sebab dari ponsel mereka ditemukan ajak-ajakan untuk membuat kericuhan pada aksi demonstrasi mahasiswa dan buruh.
"Beberapa kelompok-kelompok memang datang tujuannya memang dari beberapa daerah seperti, Purwakarta, Karawang, Bogor, Banten, yang datang ke Jakarta memamg tujuannya untuk melakukan kerusuhan," kata Yusri.