Menlu dan Menhan AS Kunjungi Kyiv, Ukraina Minta Senjata Berat: anti-Rudal hingga Tank
Menhan AS Austin bersama Menlu Blinken. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina akan meminta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, untuk senjata yang lebih kuat yang disebut berkunjung pada Hari Minggu, untuk membangun pertahanan negara terhadap invasi Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, negaranya akan mengatasi "masa-masa kelam," dalam pidato emosional di Katedral Saint Sophia yang berusia 1.000 tahun di Kyiv, untuk menandai Paskah Ortodok ketika pertempuran di timur Ukraina membayangi perayaan keagamaan.

Perjalanan Menlu Blinken dan Menhan Austin, yang diumumkan sebelumnya oleh Presiden Zelensky, akan menjadi kunjungan tingkat tertinggi ke Ukraina oleh pejabat AS, sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke negara itu dua bulan lalu.

Gedung Putih belum mengkonfirmasi kunjungan Menlu Blinken dan Menhan Austin. Sementara, baik Departemen Luar Negeri maupun Pentagon menolak berkomentar.

"Kami terinspirasi oleh ketahanan umat Kristen Ortodoks di Ukraina dalam menghadapi perang agresi brutal Presiden Putin," kata Blinken di Twitter, melansir Reuters 24 April.

"Kami terus mendukung mereka dan, hari ini, kami berharap mereka dan semua orang lain merayakan harapan Paskah dan segera kembali ke perdamaian," sambungnya.

Pejabat Ukraina berencana untuk memberi tahu Blinken dan Austin tentang kebutuhan mendesak akan lebih banyak senjata, termasuk sistem anti-rudal, sistem anti-pesawat, kendaraan lapis baja dan tank, kata ajudan Zelenskiy Igor Zhovkva kepada NBC News, Minggu.

Amerika Serikat dan sekutu NATO telah menunjukkan kesiapan yang meningkat untuk memasok peralatan yang lebih berat dan sistem senjata yang lebih canggih. Inggris telah berjanji untuk mengirim kendaraan militer dan sedang mempertimbangkan untuk memasok tank Inggris ke Polandia untuk membebaskan T-72 Warsawa yang dirancang Rusia untuk Ukraina.

Diketahui, setelah pertahanan Ukraina memaksa Rusia mundur dari sekitar Kyiv, serangan Moskow sekarang difokuskan di wilayah Donbas timur dan selatan negara itu.

Dengan kehidupan normal yang kembali ke ibu kota, beberapa negara telah membuka kembali kedutaan dalam beberapa hari terakhir dan beberapa penduduk yang melarikan diri dari pertempuran kembali untuk Paskah.