Dikeroyok Sanksi Akibat Invasi Ukraina, Presiden Putin Sebut Kondisi Ekonomi dan Nilai Tukar Rubel Rusia Stabil
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/The Presidential Press and Information Office/kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kondisi ekonomi Rusia saat ini stabil, sementara nilai tukar rubel kembali ke level awal Februari dalam pertemuan ekonomi yang digelar kemarin.

Rusia dijatuhi beragam sanksi oleh berbagai negara dan organisasi internasional, mengincar pejabat, pengusaha, hingga entitas bisnis Negeri Beruang Merah, usai memutuskan melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

"Rusia telah bertahan dari tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Situasinya stabil, nilai tukar rubel telah kembali ke level paruh pertama Februari dan ditentukan oleh keseimbangan pembayaran yang kuat secara objektif," ujarnya seperti dikutip dari TASS 19 April.

Surplus dari neraca pembayaran berjalan di Rusia melebihi 58 miliar dolar AS di Q1, "mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa," ujar presiden, menambahkan uang tunai valuta asing kembali ke sistem perbankan negara dan volume deposito warga meningkat.

Inflasi di Rusia stabil sekarang, kata Putin. "Saya secara terpisah akan mencatat masalah inflasi. Ini stabil sekarang," katanya, menambahkan bahwa "harga konsumen tumbuh terutama selama 1,5 bulan terakhir, sebesar 9,4 persen, sementara secara tahunan pada 8 April inflasi sebesar 17,5 persen."

Menurut presiden, stabilitas keuangan jangka panjang Rusia baik di tingkat federal maupun regional harus tetap menjadi tugas utama otoritas negara. Dia mencatat, rekor tingkat surplus sistem anggaran untuk kuartal pertama tahun ini.

"Keputusan tambahan diperlukan di sini, dan perlu untuk menerapkannya tepat pada saat ekonomi paling membutuhkannya. Stabilitas jangka panjang sistem keuangan baik di tingkat federal maupun regional tetap menjadi syarat utama," kata Presiden Putin.

Lebih jauh dalam kesempatan tersebut Presiden Vladimir Putin menunjukkan, otoritas Rusia perlu mendukung permintaan domestik, termasuk dengan meningkatkan ketersediaan pinjaman untuk bisnis.

"Sangat penting untuk mendukung permintaan internal saat ini, menghindari kontraksi yang berlebihan," jelas pemimpin Rusia itu.

"Tindakan harus diambil sesuai dengan sistem anggaran dan dengan mendukung ketersediaan sumber daya kredit yang lebih besar untuk bisnis," tegasnya.

Yang terakhir mengacu pada lingkup operasi Bank Sentral, kata kepala negara. "Bank Sentral telah memulai penurunan suku bunga, yang tentunya akan membuat kredit dalam perekonomian lebih murah," tambahnya.

Mengenai persediaan di rantai ritel Rusia, Presiden Putin mengtakan stok di rantai ritel Rusia pulih dan permintaan telah normal.

"Permintaan ritel telah normal setelah pembelian panik jangka pendek atas barang-barang tertentu, dan ini terus-menerus, selalu terjadi dalam situasi seperti itu. Stok dalam rantai ritel sedang pulih," ungkapnya.

Ditambahkannya, pihak berwenang Rusia "membuat langkah yang tepat ketika mereka tidak menggunakan manual, regulasi pasar buatan, tetapi menawarkan kebebasan kepada bisnis swasta sebagai gantinya untuk mencari solusi yang paling cocok dan efisien."

"Solusi seperti itu dimungkinkan untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke rantai ritel, ketersediaan produk yang dibutuhkan di toko-toko," pungkasnya.