JAKARTA - Masa hidup Richard Bernard Moore (57 tahun) di dunia ini akan berakhir pada 29 April. Terpidana mati Carolina Selatan telah memilih untuk dieksekusi oleh regu tembak ketimbang kursi listrik pada akhir bulan ini.
Hal ini merujuk pada dokumen pengadilan yang diajukan Jumat 15 April kemarin seperti dikutip dari New York Post, Sabtu 16 April.
Richard Bernard Moore akan menjadi tahanan pertama di negara bagian yang dipaksa untuk memilih bentuk hukuman matinya. Undang-undang yang berusia satu tahun menjadikan kursi listrik sebagai metode default. Tapi narapida dikasih opsi juga untuk memilih ditembak.
Richard Bernard Moore sudah ditahan selama beberapa dekade menyusul vonis bersalah dalam perkara pembunuhan tahun 1999 lalu. Dia membunuh seorang pegawai toko Spartanburg.
Saat itu Moore ditangkap karena mencoba merampok Speedy Mart milik Nikki pada 16 September 1999. Dalam kasus ini, seorang petugas bernama James Mahoney tewas. Namun Moore bilang dia menyerang untuk membela diri.
"Saya percaya pemilihan ini memaksa saya untuk memilih antara dua metode eksekusi yang tidak konstitusional, dan saya tidak bermaksud untuk mengabaikan tantangan apapun terhadap sengatan listrik atau regu tembak dengan membuat pemilihan," kata Moore dalam sebuah pernyataan.
Moore seharusnya dieksekusi melalui suntikan mematikan pada tahun 2020. Namun para pejabat tidak dapat memastikan obat-obatan suntikan mematikan yang diperlukan untuk eksekusi.
Moore sekarang akan ditembak mati oleh tiga pekerja penjara dengan senapan pada 29 April, kata para pejabat. Dia akan menjadi orang Amerika keempat yang dieksekusi oleh regu tembak sejak 1976.
Pengacara Moore telah meminta Mahkamah Agung negara bagian untuk menunda kematiannya sementara dua pengadilan lainnya meninjau legalitas hukuman mati.
Pengacara berpendapat bahwa dipaksa untuk memilih antara regu tembak dan kursi listrik sama dengan hukuman yang kejam dan tidak biasa.