Pastor Ajak Umat Katolik Mimika Solider Terhadap Kelompok Marjinal
Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan Timika Maximilianus Dora OFM membasuh kaki 12 tokoh umat Katolik dalam perayaan Misa Kamis Putih (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan Timika, Maximilianus Dora OFM, mengajak umat Katolik di wilayah itu lebih solider terhadap sesama yang dianggap sebagai kelompok marjinal dan tidak memiliki akses pada penentuan kebijakan publik.

"Hendaklah kita membangun dan meningkatkan perhatian dan kepedulian kepada orang- orang lain, terutama mereka yang menderita dan berkekurangan dalam hidupnya, kaum perempuan, orang-orang miskin, orang-orang yang tidak berdaya," kata dia dikutip dari Antara, Jumat.

Menurut dia, setiap orang memiliki dimensi kehidupan individual, tetapi sekaligus juga memiliki dimensi sosial untuk selalu peka terhadap kehidupan orang lain.

Oleh karena itu, katanya, kelebihan bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang hendaknya dapat dibagikan untuk kepentingan bersama agar orang lain juga bisa merasakan kebahagiaan hidupnya.

"Jangan membangun kehidupan yang egosentris, individualistis dan materialistis yang justru akan menutup diri dengan keadaan orang lain yang ada di lingkungan sekitar kita," katanya.

Umat Katolik di Mimika sejak Kamis kemarin memasuki perayaan Pekan Suci yang dimulai dengan perayaan Kamis Putih dilanjutkan Jumat Agung, Malam Paskah (Sabtu), dan Hari Raya Paskah (Minggu).

Misa Kamis Putih di Gereja Katolik Santo Stefanus Sempan berlangsung dua kali pada petang dan malam hari yang dihadiri ribuan umat, meskipun sempat diguyur hujan lebat.

Dalam perayaan untuk memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridnya itu, Pastor Maximilianus membasuh kaki 12 tokoh umat Katolik setempat. Ihwal serupa dikerjakan Yesus kepada 12 rasul saat perjamuan terakhir itu, sebagai simbol semangat melayani.

Sebagaimana di Gereja Katolik Santo Stefanus Sempan, perayaan misa Kamis Putih di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dihadiri ribuan umat.

Panitia dan pengurus gereja menyiapkan tenda-tenda dan kursi di luar gedung gereja untuk bisa menampung umat yang membludak hendak mengikuti ibadah selama masa Pekan Suci.