Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Turki Terjunkan Drone Khusus Anka dengan Radar untuk Deteksi Ranjau di Laut Hitam
Drone TAI Anka Turki. (Wikimedia Commons/N13s013)

Bagikan:

JAKARTA - Turki telah mengintegrasikan radar baru ke dalam kendaraan udara tak berawak (UCAV) Anka, untuk mendeteksi ranjau laut terapung di Laut Hitam, imbas perang Rusia dengan Ukraina.

Kepala Kepresidenan Industri Pertahanan (SSB) Turki Ismail Demir dalam pernyataannya di Twitter menuliskan, drone khusus ini akan digunakan untuk mendeteksi ranjau, sehingga dapat dijinakkan oleh tim elit Pertahanan Bawah Air (SAS) Turki.

"Kami mengintegrasikan radar aperture sintetis (SAR) ke dalam UCAV Anka buatan Turkish Aerospace Industries (TAI), yang telah ditambahkan ke inventaris Komando Angkatan Laut Turki (DzKK)," ujar Demir dikutip dari Daily Sabah 14 April.

Dikembangkan oleh raksasa pertahanan Turki Aselsan, SAR merupakan sistem radar udara yang digunakan untuk pencitraan darat resolusi tinggi dan deteksi target bergerak di darat.

Sistem SAR sangat efektif dalam aplikasi pengawasan udara, memungkinkan pencitraan 24/7 yang efektif dalam semua jenis kondisi cuaca buruk.

Sejauh ini, Turki telah menemukan tiga ranjau laut 'nyasar' di Laut Hitam yang kemudian berhasil dijinakan oleh tim SAS.

Diberitakan sebelumnya, Ukraina dan Rusia telah saling menuduh meletakkan ranjau di Laut Hitam. Akhir Maret lalu, tim penyelam militer Turki dan Rumania menjinakkan ranjau liar di sekitar perairan mereka.

Diketahui, Laut Hitam berbatasan dengan Bulgaria, Rumania, Georgia dan Turki, serta Ukraina dan Rusia, yang telah berperang sejak pasukan Presiden Vladimir Putin menyerbu tetangga selatan negara itu pada 24 Februari.

Sementara, Laut Hitam merupakan arteri utama pengiriman utama untuk biji-bijian, minyak dan produk minyak. Laut ini terhubung ke Marmara dan kemudian Laut Mediterania melalui Bosporus, yang mengalir melalui jantung Istanbul – kota terbesar di Turki dengan 16 juta penduduk – dan kemudian Dardanella lebih jauh ke barat daya.