Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Shanghai, China memperingatkan warganya dengan tegas, terkait hukuman bagi pelanggar penguncian COVID-19, saat kasus baru infeksi harian mencapai lebih dari 25.000.

Departemen kepolisian kota menguraikan pembatasan yang dihadapi sebagian besar dari 25 juta penduduk, meminta mereka untuk "memerangi epidemi dengan satu hati dan bekerja sama untuk kemenangan awal".

"Mereka yang melanggar ketentuan pemberitahuan ini akan ditindak sesuai dengan hukum oleh organ keamanan publik. Jika itu merupakan kejahatan, mereka akan diselidiki sesuai hukum," tegas departemen itu dalam pernyataan melansir Reuters 13 April.

Shanghai berada di bawah tekanan besar untuk mencoba menahan wabah COVID-19 terbesar di China, sejak virus corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, sekitar 800 km (500 mil) ke barat, pada akhir 2019.

Polisi Shanghai juga melarang lalu lalang mobil, selain mereka yang terlibat dalam pekerjaan pencegahan epidemi atau mengangkut orang yang membutuhkan perawatan medis darurat.

Mereka juga memperingatkan warga yang semakin frustrasi, jutaan di antaranya dikurung di rumah mereka dan berjuang untuk mendapatkan pasokan harian, untuk tidak menyebarkan informasi palsu atau memalsukan izin jalan, atau sertifikat izin lainnya.

ilustrasi covid-19
Spanduk imbauan protokol COVID-19 untuk memakai masker, selalu mencuci tangan, cek suhu tubuh dan hindari berkerumun di Shanghai (Wikimedia Commons/Shwangtianyuan)

Diketahui, Shanghai melaporkan 25.141 kasus baru virus corona tanpa gejala pada Hari Selasa, naik dari 22.348 sehari sebelumnya. Sementara, kasus bergejala juga melonjak menjadi 1.189 dari 994, kata otoritas kota.

Langkah-langkah penangan COVID Shanghai, yang mencerminkan pendekatan ketat 'nol-COVID' China yang bertujuan untuk menghilangkan rantai penularan, telah bergema di seluruh ekonomi global, dengan para analis memperingatkan, tindakan tersebut tidak hanya merugikan pariwisata dan perhotelan, tetapi juga berdampak pada rantai pasokan lintas sektor.

"Penguncian yang meluas dan pembatasan nol-COVID yang lebih ketat di beberapa kota di sekitar Shanghai, telah menyebabkan gangguan pasokan yang signifikan dengan transportasi dan logistik di bawah tekanan berat," terang ekonom Barclays Bank Jian Chang dalam sebuah catatan.

Chang mengatakan, tekanan ekonomi dan pasokan "kemungkinan telah mempercepat transisi menuju keberadaan yang bertahap dan hati-hati dari nol-COVID".

Terpisah, grup media Caixin melaporkan Shanghai adalah salah satu dari delapan kota yang terlibat dalam skema percontohan yang diluncurkan pada hari Senin, untuk menurunkan persyaratan karantina terpusat dari 14 menjadi 10 hari, mengutip rencana pemerintah yang ditetapkan dalam dokumen yang belum dipublikasikan secara resmi. Otoritas terkait tidak segera dapat dimintai komentar atas laporan tersebut.