JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan terlibat adu debat dengan Badan Eksekutif Mahasiwa Universitas Indonesia (BEM UI).
Adu debat itu tentang wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang kerap disuarakan Luhut. Termasuk permintaan BEM UI agar Luhut membuka big data yang diklaimnya berisi 110 juta warganet mendukung pemilihan umum (pemilu) ditunda.
"Bapak pejabat publik, Pak. Seakan-akan pejabat publik mengizinkan tiga periode penundaan pemilu," kata Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo, dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV.
"Kamu berasumsi," timpal Luhut.
"Itu karena ketidakjelasan Istana," sambung Bayu.
"Betul!" jawab massa BEM UI yang juga ada di lokasi debat.
"Apa yang perlu dijawab, Presiden sudah bilang pemilu tetap tanggal 14 Februari 2024, mesti gimana lagi," ujar Luhut.
"Jadi apakah benar big data itu disampaikan atas keinginan siapa itu Pak? Saya minta jawaban tegas hari ini," tanya Bayu.
"Saya bilang saya yang ngomong engga ada yang lain," kata Luhut.
"Jadi pejabat publik sedang mengizinkan Pak Jokowi untuk ini atau gimana Pak," ujar sang mahasiswa.
"Saya hanya menyampaikan ada data," jawab Luhut.
BACA JUGA:
"Sekarang kita minta keterbukaan big data, sepakat kawan-kawan," tanya Bayu yang dibalas teriakan setuju massa BEM UI.
"Kalau sepakat, saya engga sepakat boleh kan? Kita boleh beda pendapat engga?" tanya Luhut.
"Ya itu tujuan kami sekarang untuk menuntut bapak segera sepakat karena ini aspirasi dari masyarakat Indonesia," ujar Bayu.
"Kamu anak muda, engga berhak nuntut saya. Karena saya punya hak," jawab Luhut.
Perdebatan antara Luhut dan BEM UI terjadi di sela kunjungan Luhut di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Selasa 12 April. Awalnya massa BEM UI menggelar demonstrasi hingga akhirnya bertemu Luhut yang menyambangi UI.