JAKARTA - Otoritas Rusia mengklaim memiliki bukti upaya provokasi Ukraina terkait serangan kimia untuk menyudutkan Moskow, mengatakan hal tersebut bisa membahayakan kehidupan di sekitarnya.
Rusia memiliki bukti yang dapat dipercaya Kiev telah merencanakan lebih banyak provokasi kimia dengan dukungan dari penasihat Amerika Serikat, ujar Kepala Delegasi Rusia dalam konferensi tentang keamanan militer dan pengendalian senjata, Konstantin Gavrilov di Wina, Austria, yang diunggah ke situs web Kementerian Luar Negeri.
"Rezim Kiev pada dasarnya salah jika berpikir hukum internasional memberikan kebebasan untuk melakukan tindakan kekerasan massal, termasuk teror langsung terhadap warga sipil," ujarnya dikutip dari TASS 8 April.
"Pada tanggal 5 April, tentara Ukraina sebelum meninggalkan Rubezhnoye, di Republik Rakyat Lugansk, meledakkan sebuah tangki dengan bahan kimia di lokasi pabrik industri Zarya. 40.000 ton asam sulfat, klorida dan nitrat dan amonia yang masih tersisa di sana. Jika meledak, mampu menghancurkan semua kehidupan dalam jarak 30 kilometer," ungkap Gavrilov.
"Kami memiliki bukti yang dapat dipercaya bahwa Kiev sedang merencanakan provokasi kimia lainnya dengan dukungan dari dalang AS," sambungnya.
Lebih jauh dia memperingatkan, salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah ledakan tangki rel kereta api dengan klorin (hingga 800 ton) di stasiun kereta api Kochetok, Wilayah Kharkov.
BACA JUGA:
“Tidak mengherankan Washington telah menyerahkan sejumlah pakaian perlindungan bahan kimia ke Kiev. Pada saat yang sama, untuk menutupi skema curang seperti itu, tanpa dasar menuduh Rusia merencanakan provokasi," kritiknya.
"Dengan melakukan itu, ia mengikuti kebiasaan kebiasaan kampanye fitnah. Ini bukan pertama kalinya mereka menggunakan trik seperti itu," tandas Gavrilov.