Peneliti Sebut Pasien COVID-19 Miliki Risiko Pembekuan Darah hingga Enam Bulan
Ilustrasi pasien COVID-19 (Sumber: UNICEF/UNI41215/Rae)

Bagikan:

JAKARTA - Orang yang memiliki COVID-19 berada pada peningkatan risiko pembekuan darah yang serius hingga enam bulan, menurut hasil penelitian terbaru.

Peneliti menemukan risiko deep vein thrombosis (DVT) "meningkat secara signifikan" selama tiga bulan setelah infeksi COVID-19, enam bulan untuk emboli paru, atau penyumbatan pembuluh darah di paru-paru dan dua bulan untuk pendarahan.

Temuan menunjukkan orang-orang dengan masalah kesehatan yang mendasarinya paling berisiko, seperti halnya mereka dengan COVID-19 yang lebih parah. Risiko lebih tinggi selama gelombang pertama pandemi dibandingkan dengan gelombang kedua dan ketiga.

Melansir The National News 7 April, para peneliti mengatakan ini bisa mencerminkan peran vaksin dan perawatan, terutama untuk orang tua, dalam mengurangi kemungkinan mereka menderita komplikasi.

Tim ahli di balik penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam 'British Medical Journal' juga mengatakan, temuan itu penting untuk menawarkan beberapa pasien obat untuk mencegah pembekuan.

Untuk penelitian ini, para ahli dari Universitas Umea di Swedia melihat data lebih dari satu juta orang di negara itu yang dites positif antara Februari 2020 dan Mei 2021. Mereka dibandingkan dengan lebih dari empat juta orang tanpa virus.

Tim juga melihat risiko pembekuan pada periode setelah gejala COVID dimulai, dibandingkan jauh sebelum orang dinyatakan positif dan lama setelah gejalanya hilang.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan lima kali lipat risiko deep vein thrombosis, peningkatan 33 kali lipat risiko emboli paru, dan peningkatan risiko perdarahan hampir dua kali lipat dalam 30 hari setelah infeksi.

Secara absolut, ini berarti DVT pertama terjadi pada 401 pasien dengan COVID-19 (risiko absolut 0,04 persen) dan 267 pasien tanpa (risiko absolut 0,01 persen) selama periode ini.

Sementara itu, emboli paru pertama terjadi pada 1.761 pasien dengan COVID (risiko absolut 0,17 persen) dan 171 tanpa (risiko absolut 0,004 persen).

Pendarahan pertama terjadi pada 1.002 pasien dengan COVID (risiko absolut 0,10 persen) dan 1.292 tanpa (risiko absolut 0,04 persen).

Risiko berlanjut untuk sebagian besar pasien hingga periode enam bulan.

"Temuan kami bisa dibilang mendukung tromboprofilaksis (pengobatan pencegahan) untuk menghindari kejadian trombotik, terutama untuk pasien berisiko tinggi, dan memperkuat pentingnya vaksinasi terhadap COVID-19," tim menyimpulkan.