JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade membantah pihaknya menyetujui kenaikan harga BBM jenis Pertamax hingga Rp16 ribu per liter.
Komisi VI, kata Andre, hanya mendukung pemerintah untuk berdiskusi membahas perbedaan harga antara BBM industri dan BBM subsidi dengan perkembangan harga minyak dunia dengan masyarakat.
"Tidak benar Komisi VI menyetujui bahwa harga Pertamax itu diangka Rp16.000 ribu," ujar Andre di Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Maret.
Andre mengungkapkan, dalam rapat dengan direksi Pertamina Komisi VI meminta Pertamina menyelesaikan permasalahan kelangkaan BBM subsidi yang ada di berbagai daerah. Kedua meminta pemerintah menambah kuota BBM subsidi.
"Itu inti rapat. Hanya memang kita beri dukungan kepada Pertamina silahkan rapat dengan pemerintah putuskan lah untuk membahas kondisi kekinian, bukan kita beri dukungan Rp16.000 ribu," kata Andre.
Politikus Gerindra itu mempersilakan pemerintah dan Pertamina untuk menentukan harga jika memang harus terjadi kenaikan. Namun, kata Andre, pemerintah perlu melihat kondisi kemampuan masyarakat yang masih terdampak pandemi COVID-19.
"Meskipun kita tahu pemakaian dan penjualan Pertamax hanya dua persen dari penjualan produk Pertamina, hanya sedikit, tapi tentu harapan kita kalau terjadi kenaikan jangan sebanyak itu disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Supaya jangan sampai pengguna berpindah ke Pertalite sehingga subsidi pemerintah semakin tinggi. itu juga harus dipikirkan pemerintah," jelasnya.
BACA JUGA:
Hingga saat ini, Andre menambahkan, Komisi VI DPR belum mendengar keputusan resmi pemerintah menaikkan harga.
"Kita tunggu saja sikap resmi pemerintah karena menaikkan harga Pertamax bukan harus minta persetujuan DPR, tidak perlu mendapat persetujuan DPR," katanya.
"Tapi kita ingatkan kalau mau naikkan, pertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat yang masih terdampak pandemi COVID-19," tegas Andre.