Dikabarkan Bakal Menaikkan Harga Pertamax, Pertamina: Belum Final, Harga Minyak Dunia dan Daya Beli Masyarakat Jadi Pertimbangan
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pertamina dikabarkan akan menaikkan harga BBM RON 92 Pertamax pada April nanti hingga Rp16.000/liter. Berdasarkan informasi dari Kementerian ESDM, harga keekonomian Pertamax adalah Rp14.500 per liter, namun saat ini Pertamina masih menjualnya di harga Rp9.000.

Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengungkapkan saat ini pihaknya tengah melakukan kajian terkait penyesuaian harga BBM jenis Pertamax.

"Kami masih review penyesuaian harganya, termasuk besarannya," ujar Irto melalui pesan singkat kepada VOI, Kamis, 31 Maret.

Irto melanjutkan, Pertamina juga terus memantau perkembangan harga minyak dunia dan daya beli masyarakat agar bisa disesuaikan dengan harga jual Pertamax.

"Kami tetap mempertimbangkan perkembangan minyak dunia dan juga daya beli masyarakat," lanjut Irto singkat.

Terkait kemungkinan menaikkan harga pertamax, Irto enggan memberikan jawaban lantaran belum mendapat keputusan final terkait kenaikan harga BBM.

Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Senin 28 Maret yang lalu, Direktur Utama Nicke Widyawati mengatakan Pertamax bukan bahan bakar subsidi dan dikonsumsi oleh kalangan mampu.

"Karena Pertamax itu bukan untuk masyarakat miskin. Porsinya hanya 20 persen dari penjualan BBM,” ujar Nicke.

Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pemerintah telah merogoh kocek hinggapuluhan triliun untuk subsidi BBM. Di sisi lain, Erick Thohir juga memohon maaf karena pemerintah akan menaikkan harga BBM jenis Pertamax dalam waktu dekat ini.

"Tidak mungkin dalam kondisi ekonomi seperti hari ini pemerintah hanya mengandalkan pajak, akhirnya perlu ada dividen. Dividen ini yang dipakai untuk program subsidi BBM masih berjalan, ya ini pemerintah sudah memutuskan Pertalite dijadikan subsidi, Pertamax tidak. Jadi kalau Pertamax naik ya mohon maaf, tapi Pertalite tetap subsidi," ujarnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanudin Makassar, Rabu, 30 Maret.