Presiden Zelensky Sebut Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Tentara Rusia di Wilayah Timur
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Wikimedia Commons/President Of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Ukraina sedang mempersiapkan serangan baru Rusia di timur negara itu, saat Moskow membangun pasukannya di sana setelah mengalami kemunduran di dekat ibu kota Kyiv, kata Presiden Volodymyr Zelensky, Kamis.

Invasi Rusia ke tetangganya, sekarang dalam minggu kelima, telah mengusir sekitar seperempat warga Ukraina dari rumah mereka, membawa ketegangan Rusia-Barat ke titik terburuk sejak Perang Dingin.

Rusia mengatakan pasukannya sedang berkumpul kembali untuk fokus pada 'pembebasan' sepenuhnya wilayah Donbas timur yang memisahkan diri.

Dalam pidato video dini hari, Presiden Zelensky merujuk pada pergerakan pasukan Rusia menjauh dari Kyiv dan Chernihiv, mengatakan itu bukan penarikan, melainkan "konsekuensi dari perlawan para pejuang kami," mengutip Reuters 31 Maret.

Presiden Zelensky menambahkan, Ukraina melihat "peningkatan pasukan Rusia untuk serangan baru di Donbas dan kami sedang mempersiapkan untuk itu."

Diketahui, Wilayah Donbas mencakup dua 'republik rakyat' yang diproklamirkan sendiri, yang menurut Rusia membantu untuk membebaskan diri dari kendali Ukraina. Keduanya yakni Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk.

Sementara itu, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin, mengatakan pada hari Rabu bahwa operasi ofensif semakin intensif.

Donetsk termasuk kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, yang telah menyaksikan beberapa pertempuran dan pemboman terberat dalam perang, di mana sekitar 170.000 orang terjebak dengan makanan dan air yang langka.

"Kami memasak apa yang kami temukan di antara tetangga. Sedikit kubis, sedikit kentang, kami menemukan pasta tomat, bit," kata mantan pekerja baja Viktor dari Mariupol.

Mereka memasak menggunakan barbekyu sederhana dan tidur di ruang bawah tanah, yang disebutnya 'oasis damai' mereka.

Pasukan Rusia sendiri telah merebut setengah dari kota pelabuhan strategis itu, kata seorang penasihat Presiden Zelensky, Rabu. Adapun Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya siap untuk mengamati gencatan senjata di Mariupol pada Hari Kamis, kantor berita Rusia melaporkan.

Kyiv menuduh Rusia tidak sepenuhnya menghormati komitmen semacam itu sebelumnya. Moskow membantah menargetkan warga sipil.

Untuk diketahui, nasib Donbas dibahas pada pembicaraan damai pada Hari Selasa di Istanbul, Turki. Seorang perunding senior Ukraina mengatakan, pembicaraan akan dilanjutkan secara online pada hari Jumat.

Dalam perundingan itu, nasib wilayah Donbas, yang Rusia tuntut agar Ukraina diserahkan kepada separatis, akan disisihkan untuk dibahas oleh para pemimpin Ukraina dan Rusia. Setiap kesepakatan damai akan membutuhkan referendum di Ukraina.

Ukraina telah mengupayakan gencatan senjata tanpa mengorbankan wilayah atau kedaulatan, meskipun telah mengusulkan untuk mengadopsi status netral dengan imbalan jaminan keamanan.

Sedangkan Rusia menentang bergabungnya Ukraina dengan aliansi militer NATO pimpinan Amerika Serikat, menyebut potensi keanggotaan seperti itu sebagai alasan invasi.