JAKARTA - Direktur Perkulakan dan Retail Perumda Pasar Jaya Anugrah Esa meminta warga Jakarta tak perlu menimbun bahan pangan strategis untuk menghadapi bulan Ramadan dan Idulfitri.
"Ini perlu disampaikan pada masyarakat bahwa dalam menghadapi hari keagamaan ini yang akan dihadapi pekan depan itu, harga pasti fluktuatif, tapi masih aman jadi tidak perlu 'panic buying' tidak perlu stok-stok bahan pangan," kata Anugrah Esa di Jakarta, Rabu 30 Maret.
Pasalnya, kata Anugrah, pasokan pada pasar induk yang ada di Jakarta untuk diteruskan pada pasar-pasar di Jakarta dan masyarakat, masih normal dan tidak ada masalah sama sekali dan benar-benar siap menghadapi Idulfitri.
Hal ini, kata Anugrah, berangkat dari dua inspeksi lapangan terutama di Pasar Kramat Jati yang dilakukan oleh DPRD DKI Jakarta dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta yang dilaksanakan pada Selasa (29/3) dan Rabu ini.
Dalam inspeksi DPRD DKI pada Selasa (29/3), disebutkan Anugrah diketahui bahwa ketersediaan pangan terutama hortikultura yakni cabe, bawang merah dan bawang putih mencukupi dan aman untuk menghadapi periode Ramadan dan Idulfitri.
Kemudian, lanjut Anugrah, dalam inspeksi kedua didapatkan hasil bahwa dari 37 komoditi di 48 titik pusat pantau di pasar-pasar naungan Perumda Pasar Jaya, memiliki harga yang masih kondusif dan stabil.
"Bahkan harganya masih di bawah tahun lalu, karenanya kami harap demikian bahwa masyarakat tidak perlu panik berlebihan," ucap dia dikutip dari Antara.
Sebelumnya, dalam data yang diberikan oleh Dinas KPKP DKI Jakarta, dijelaskan bahwa kebutuhan pangan menjelang Ramadan rata-rata meningkat 3,33 persen dan menjelang Idulfitri rata-rata meningkat 7,34 persen.
Peningkatan kebutuhan tertinggi menjelang Idulfitri pada komoditas Telur ayam dan daging sapi sebesar kurang lebih 13 persen, sementara peningkatan kebutuhan terendah menjelang Idulftri pada komoditas beras dan cabe besar sebesar kurang lebih 4 persen.
Sementara untuk harga pangan strategis menjelang Idul Fitri, Dinas KPKP DKI memprediksi terjadi kenaikan berkisar 1,39 persen sampai dengan 40,35 persen.
BACA JUGA:
Untuk peningkatan harga tertinggi, terjadi pada komoditas minyak goreng curah sebesar 40.35 persen dan untuk minyak goreng kualitas premium mengalami kenaikan lebih dari 100 persen, karena terbitnya peraturan dari pemerintah pusat tentang HET minyak goreng curah dan penetapan harga minyak goreng kualitas premium yang ditetapkan melalui mekanisme pasar.
Adapun untuk peningkatan harga terendah, terjadi pada komoditas cabe merah besar sebesar 1.39 persen. Meski demikian, Dinas KPKP DKI menyebutkan bahwa harga komoditas hortikultura yakni komoditas cabe dan bawang pada Idul Fitri tahun 2022 ini lebih terjangkau dibandingkan kondisi tahun lalu karena pasokan yang cukup dan penghujan yang tidak terjadi.
Sementara untuk bahan pangan segar, kenaikan harga tertinggi adalah pada komoditas daging sapi sebesar 16.85 persen yang disebabkan oleh pemerintah Australia lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri yang melonjak tinggi setelah pandemi COVID-19 mulai terkendali.
Di sisi lain, untuk harga beras dari awal tahun 2022 sampai sepanjang tahun 2022 diprediksi stabil dikarenakan lancarnya pasokan beras dan tidak terjadi gagal panen di daerah produsen.