Polisi Telusuri Korban-Korban Reynhard Sinaga
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Reynhard Sinaga didakwa bersalah atas kasus perkosaan kepada 195 pria. Dia dihukum penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester.

Sebanyak 48 korban di antaranya dihadirkan dalam persidangan kasus ini yang dibagi dalam empat sidang terpisah.

Meski hukuman telah dijatuhkan terhadap Reynhard, namum polisi masih tetap mencari kemungkinan-kemungkinan korban yang belum terungkap. Hal tersebut dikarenakan semua korban Reynhard sebelumnya tidak pernah tahu jika mereka adalah korban pemerkosaan. Lantaran, Reynhard membius korbannya sebelum melancarkan aksinya. 

Berdasarkan rekaman CCTV sekitar apartemen milik Reynhard, ia kerap terlihat keluar dan berjalan menyusuri jalan. Dalam waktu singkat, Reynhard sudah kembali ke apartemen dengan seorang pria. Namun aksinya tersebut terhenti pada 2 Juni 2017, ketika Reynhard 'kurang beruntung' dalam membius korbannya kali ini. 

Reynhard membawa seorang remaja yang meninggalkan klub malam The Factory untuk mencari udara segar setelah terpisah dari teman-temannya. Melihat remaja tersebut dalam keadaan sendiri, Reynhard lalu mendatanginya. Dia menawarkan agar remaja tersebut dapat menghubungi teman-temannya di apartemennya. Remaja tersebut pun setuju untuk pergi ke flat Reynhard Sinaga. 

Hingga akhirnya remaja tersebut sampai di apartemen Reynhard. Setelah itu ia mengaku tidak mengingat apa yang terjadi. Namun beberapa jam kemudian ia terbangun dengan keadaan diserang secara seksual oleh Reynhard.

Remaja tersebut mendorong Reynhard, sembari berteriak minta tolong. Namun Reynhard terus menggigit remaja tersebut agar berhenti melawan.  Ia akhirnya memukul Reynhard beberapa kali, lalu melarikan diri dan menghubungi polisi. 

Sialnya, pada saat itu polisi lebih simpati dengan Reynhard. Polisi menemukan Reynhard dalam keadaan setengah sadar dengan luka serius. Remaja itu justru diamankan kepolisian dengan tuduhan penyerangan. 

Namun memang sudah takdirnya aksi Reynhard terhenti untuk selamanya. Saat di rumah sakit, polisi curiga dengan perilaku Reynhard. Dia terus meminta petugas untuk membawa ponsel dari apartemennya.

Polisi memintanya untuk mengonfirmasi nomor pin sebelum mereka menyerahkan ponselnya. Namun Reynhard malah memberikan rangkaian pin palsu, lalu mencoba meraih ponsel setelah memberikan pin yang benar.

Polisi lalu mengambil kembali ponselnya dan memeriksanya. Ketika diperiksa, polisi menemukan sebuah rekaman video pemerkosaan terhadap remaja yang mereka tangkap sebelumnya. Itulah  awal dari penyelidikan kasus Reynhard. Asisten Kepala Polisi Mabs Hussain, menyebut kasus serupa sama sekali belum pernah terjadi.

Pencarian korban

Kepolisian Manchester mencoba mencari para korban lainnya. Bermodalkan rekaman tak senonoh milik Reynhard, tim detektif berusaha mengumpulkan data-data para korban. Selain itu, tim detektif juga mencari identitas korban dari ponsel, jam tangan, dan kartu identitas yang Reynhard curi dari korbannya. 

Ketika tim kekurangan informasi pengidentifikasian, para penyelidik mencoba teknologi pengenal wajah, mendatangi universitas setempat, dan bertanya kepada pasukan polisi lain di Inggris apakah mereka kenal salah satu dari mereka. Ketika identifikasi yang mereka miliki terbukti valid, pihak kepolisian lalu mendatangi korban. 

Apa yang Reynhard perbuat memiliki dampak yang luas bagi korban. Dr Sam Warner, penulis sebuah laporan tentang dampak psikologis pada para korban Reynhard, mengatakan bahwa para korban merasa kehilangan kekuatan, hal tersebut disebabkan karena korban sama sekali tidak memiliki ingatan atas kejadian tersebut. Para korban terus merasa takut dan kecewa. Warner juga menambahkan para korban mengalami stres dan trauma yan dapat berlanjut sepanjang hidupnya.

"Dalam situasi di mana seseorang telah dilumpuhkan dengan obat-obatan, mungkin tidak memiliki kilas balik peristiwa khusus itu. Apa yang mereka ingat adalah kilas balik ketika diberi tahu, karena tiba-tiba mereka menjadi korban pemerkosaan," kata Dr Sam Warner, dikutip dari BBC. 

Dalam serangkaian pernyataan yang dibacakan di pengadilan, para korban menjelaskan sendiri dampak pemerkosaan tersebut pada hidupnya.

"Aku merasa mati rasa. Aku benar-benar terkejut, malu, merasa dikhianati dan sangat marah," kata salah seorang korban.

"Tindakannya menjijikkan, tidak bisa dimaafkan. Dia secara besar-besaran menyalahgunakan kepercayaan saya pada kemanusiaan," ujar korban lainnya. 

Seorang korban lain berkata, "Saya ingin Reynhard menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Bukan hanya karena apa yang telah ia lakukan pada saya, tetapi juga atas apa yang telah ia lakukan pada pemuda-pemuda lainnya beserta kesengsaraan dan tekanan yang mereka alami."

Selama persidangan, Reynhard juga digambarkan tidak menunjukkan sedikit pun empati atau penyesalan. Ia tetap tersenyum, semakin menguatkan bahwa dirinya tidak memiliki perasaan manusia sedikit pun.